Banner

Ilmuwan ungkap penemuan ilmiah di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan ‘drone’ pada 2 Oktober 2023 ini menunjukkan pemandangan Taman Bumi Nasional Kanbula (Kanbula National Geopark) di Prefektur Otonom Etnis Tibet Huangnan, Provinsi Qinghai, China barat laut. (Xinhua/Yangel Dongrub)

Status unik Dataran Tinggi Qinghai-Tibet sebagai ‘museum keanekaragaman hayati’ dan ‘tempat lahirnya spesies di Belahan Bumi Utara,’ memberikan bukti kunci untuk memahami pembentukan dan evolusi pola keanekaragaman hayati global.

 

Lhasa, Daerah Otonomi Tibet, China Barat Daya (Xinhua/Indonesia Window) – Ekspedisi ilmiah kedua China di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet menorehkan sejumlah hasil praktis yang signifikan, dengan 10 pencapaian aplikasi teratasnya secara resmi telah dirilis pada Rabu (19/11) di Lhasa, ibu kota Daerah Otonom Xizang, China barat daya.

Dipimpin oleh Yao Tandong, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), pencapaian tersebut mencakup bidang-bidang penting, termasuk konservasi ekologis, pencegahan bencana, eksplorasi sumber daya, penghitungan karbon, keselamatan lalu lintas, dan pembangunan wilayah perbatasan.

Hasil-hasil penting mencakup dukungan ilmiah untuk legislasi perlindungan ekologis dataran tinggi, pembentukan platform pengamatan Bumi dan sistem peringatan dini, serta berbagai teknologi inovatif untuk pencegahan dan pengendalian bencana di wilayah-wilayah dengan lapisan tanah beku abadi (permafrost), yang membantu proyek-proyek infrastruktur besar seperti Jalur Kereta Sichuan-Xizang dan jalan tol.

“Kami telah berhasil mengeluarkan enam peringatan dini, yang memastikan kelancaran kemajuan proyek-proyek rekayasa lokal dan melindungi nyawa serta keselamatan masyarakat,” kata Yao, seraya menambahkan bahwa tim ilmiah tersebut telah mengevaluasi garis dasar risiko bencana (disaster baseline) di koridor lalu lintas Sichuan-Xizang, termasuk 52 titik bencana utama, menghindari lebih dari 97 persen bencana gunung serta mengoptimalkan rute koridor ini sepanjang lebih dari 400 kilometer.

Banner

Dataran tinggi Qinghai-Tibet saat ini menunjukkan tren pemanasan, pembasahan, dan “penghijauan” yang memperkuat dampak iklim baik secara regional maupun global, papar Yao. Ditemukan pula bahwa kapasitas pasokan air di ‘Menara Air Asia’ itu telah meningkat secara signifikan, dengan proyeksi limpasan air menunjukkan peningkatan hingga 49 persen per akhir abad ini, yang krusial untuk ketahanan air bagi miliaran orang.

Sejak diluncurkan pada Agustus 2017, ekspedisi kedua itu telah mengerahkan lebih dari 3.000 tim peneliti dan lebih dari 30.000 personel, yang melakukan survei komprehensif di seluruh wilayah dataran tinggi tersebut.

Ekspedisi ilmiah ini telah mencatatkan serangkaian penemuan mengejutkan dalam hal keanekaragaman hayati. Sun Hang, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, menyebutkan bahwa penemuan besar pertama adalah sebuah kelompok mamalia baru dengan kemampuan ekolokasi (echolocation), yakni tikus ekor babi atau pig-tailed mice (Typhlomys).

“Dulu, kami percaya bahwa hanya beberapa hewan, seperti kelelawar dan lumba-lumba, yang memiliki kemampuan ekolokasi, tetapi penemuan tikus ekor babi ini telah mendobrak batasan kognitif tersebut. Tikus ini merupakan kelompok baru dengan kemampuan ekolokasi yang ditemukan pada mamalia, yang memiliki arti sangat penting dalam memahami sistem evolusi sistem sensoris hewan,” jelas Sun.

Penemuan kedua berkaitan dengan memori genetik dalam migrasi burung. Para peneliti menemukan bahwa rute migrasi burung tidak sepenuhnya bergantung pada pembelajaran yang diperoleh, tetapi dapat diturunkan melalui memori genetik. Memori genetik ini sebenarnya mencerminkan perubahan dalam sejarah geologis.

Sun mengatakan bahwa penemuan ini tidak hanya menjelaskan bagaimana burung mewariskan rute migrasi dari generasi ke generasi, tetapi juga memberikan perspektif baru untuk memahami hubungan antara perilaku biologis dan evolusi geologis.

Banner

Selain itu, ekspedisi ilmiah ini menemukan sejumlah besar tumbuhan yang sebelumnya dianggap telah punah, seperti Motuo lily (Motuoorchis pulchra). Hewan-hewan langka, seperti macan tutul salju, juga sering terekam oleh kamera lapangan.

“Signifikansi dari penemuan-penemuan ini tidak hanya mengisi kekosongan ilmiah, tetapi yang lebih penting, penemuan-penemuan ini mengungkapkan status unik Dataran Tinggi Qinghai-Tibet sebagai ‘museum keanekaragaman hayati’ dan ‘tempat lahirnya spesies di Belahan Bumi Utara,’ yang memberikan bukti kunci untuk memahami pembentukan dan evolusi pola keanekaragaman hayati global,” papar Sun.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan