Banner

‘Bengkel’ giok dan batu berusia lebih dari 3.400 tahun ditemukan di Reruntuhan Sanxingdui, China

Foto yang diabadikan pada 30 Maret 2024 ini menunjukkan phoenix giok (jade phoenix) di Museum Situs Panlongcheng di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah. Phoenix giok, yang disimpan di Museum Nasional China, ditampilkan dalam pameran bertajuk ‘Giok Mitologis Kebudayaan Shijiahe’ (Mythological Jade of Shijiahe Culture) di Museum Situs Panlongcheng di Wuhan pada Sabtu (30/3). Ini kali pertama bagi phoenix giok untuk kembali ke Hubei sejak ditemukan dalam penggalian di situs Shijiahe di Tianmen, Hubei, pada 1955. (Xinhua/Wu Zhizun)

Situs pengolahan artefak giok dan batu yang berusia lebih dari 3.400 tahun, ditemukan di situs Reruntuhan Sanxingdui, China barat daya.

 

Chengdu, China (Xinhua/Indonesia Window) – Tim arkeolog di situs Reruntuhan Sanxingdui yang legendaris menemukan sebuah situs pengolahan artefak giok dan batu yang berusia lebih dari 3.400 tahun, mengungkap sumber dari peninggalan budaya yang sebelumnya pernah ditemukan di reruntuhan tersebut.

Terletak sekitar 1 kilometer di sebelah utara lubang-lubang pengorbanan yang telah ditemukan sebelumnya, penemuan terbaru ini menandai kemajuan signifikan dalam penggalian arkeologis di Sanxingdui, Provinsi Sichuan, China barat daya, demikian kata lembaga penelitian peninggalan budaya dan arkeologi provinsi itu pada Selasa (23/7), seraya menyampaikan bahwa para arkeolog awalnya telah mengidentifikasi situs ini sebagai bengkel pemrosesan giok dan batu.

Artefak-artefak yang baru ditemukan itu mencakup bahan baku giok dan batu, bahan limbah, serpihan, dan benda-benda batu dan giok yang sudah jadi, menunjukkan rantai industri kerajinan tangan yang relatif lengkap.

“Penemuan bengkel ini menyingkap beberapa misteri, seperti asal-usul bahan baku batu giok dan batu dalam jumlah besar yang pernah ditemukan di Sanxingdui, teknik yang digunakan dalam pembuatan kerajinan, proses produksinya, serta metode distribusi yang terlibat,” ujar Ran Honglin, yang bertanggung jawab atas pekerjaan arkeologis di situs Reruntuhan Sanxingdui, yang berada di bawah naungan lembaga penelitian peninggalan budaya dan arkeologi provinsi itu.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan