Banner

Ilmuwan China kembangkan serat aerogel yang terinspirasi bulu beruang kutub

Seekor beruang kutub terlihat di Harbin Polarpark di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada 14 Februari 2022. (Xinhua/Zhang Tao)

Serat aerogel yang terinspirasi bulu beruang kutub mampu mempertahankan sifat insulasi termalnya dengan dampak minimal bahkan setelah 10.000 siklus peregangan berulang pada regangan 100 persen.

 

Hangzhou, China (Xinhua) – Sebuah tim ilmuwan China telah mengembangkan serat yang dapat dirajut yang memiliki sifat insulasi termal luar biasa yang terinspirasi dari bulu beruang kutub.

Banner

Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Jumat (22/12) di jurnal Science, serat aerogel yang dienkapsulasi ini dapat dicuci, diwarnai, tahan lama, dan sangat cocok untuk digunakan dalam tekstil canggih.

Serat aerogel biasanya tidak memiliki kekuatan dan kelenturan yang diperlukan untuk ditenun menjadi kain, dan kehilangan sifat insulasinya dalam kondisi basah atau lembap.

Para peneliti dari Universitas Zhejiang menemukan inspirasi dalam bulu khas beruang kutub, yang secara efektif membuat mereka tetap hangat dan kering. Bulu mereka memiliki inti berpori yang tertutup dalam struktur cangkang padat, menurut studi tersebut.

Banner

Meniru struktur inti cangkang beruang itu, para peneliti menciptakan serat aerogel yang kuat dengan pori-pori pipih, yang secara efektif memerangkap radiasi infra merah di dekat kulit dan menjaga ketahanan mekanisnya, sehingga cocok untuk digunakan dalam merajut atau menenun.

Serat tersebut mempertahankan sifat insulasi termalnya dengan dampak minimal bahkan setelah 10.000 siklus peregangan berulang pada regangan 100 persen, menurut studi.

Tim peneliti menguji serat itu dalam sweter tipis, yang meskipun ketebalannya sekitar seperlima dari jaket bulu angsa, memberikan kinerja insulasi termal yang sebanding dengan jaket bulu tersebut.

Banner

Desain pakaian ini memberikan banyak kemungkinan untuk pengembangan serat dan tekstil aerogel multifungsi di masa depan, menurut para peneliti.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan