Banner

Sekjen PBB minta pertempuran di Suriah diakhiri dan proses politik dilanjutkan

Foto yang diabadikan menggunakan ponsel ini menunjukkan asap membubung di atas Kota Aleppo, Suriah, pada 1 Desember 2024. (Xinhua/Str)

Serangan terbaru dilancarkan ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Suriah oleh Hayat Tahrir al-Sham, sebuah kelompok yang mendapat sanksi dari Dewan Keamanan PBB, beserta berbagai kelompok oposisi bersenjata lainnya.

 

PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (5/12) menyerukan agar akses kemanusiaan segera disediakan bagi semua warga sipil di Suriah dan proses politik kembali dijalankan untuk mengakhiri pertumpahan darah.

Dalam sebuah taklimat media, Guterres mengatakan dirinya baru saja berbicara dengan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan untuk mendiskusikan perkembangan terbaru di Suriah.

Dalam pembicaraan via telepon tersebut, Guterres menekankan perihal kebutuhan mendesak akan akses kemanusiaan bagi semua warga sipil yang membutuhkan dan pelanjutan proses politik yang difasilitasi PBB untuk mengakhiri pertumpahan darah.

Sekjen PBB tersebut juga menekankan bahwa semua pihak di bawah hukum internasional berkewajiban untuk melindungi warga sipil.

Banner

Serangan terbaru ini dilancarkan ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Suriah oleh Hayat Tahrir al-Sham, sebuah kelompok yang mendapat sanksi dari Dewan Keamanan PBB, beserta berbagai kelompok oposisi bersenjata lainnya.

Serangan terbaru dilancarkan
Orang-orang berbelanja buah dan sayuran di sebuah pasar di Kota Hama, Suriah tengah, pada 4 Desember 2024. (Xinhua/Str)

“Hal itu telah menyebabkan perubahan signifikan di garis depan. Puluhan ribu warga sipil terancam di wilayah yang sudah bergejolak,” ungkap Guterres kepada awak media.

“Kita melihat dampak negatif dari kegagalan kolektif berkepanjangan yang dialami skema-skema deeskalasi sebelumnya dalam mencapai gencatan senjata nasional yang nyata atau proses politik yang serius untuk mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan,” ujarnya. “Ini harus berubah.”

Guterres menyebut bahwa setelah konflik berjalan selama 14 tahun, sudah saatnya semua pihak melakukan interaksi serius dengan Geir Pedersen, utusan khusus PBB untuk Suriah, guna memetakan pendekatan baru yang inklusif dan komprehensif untuk menyelesaikan krisis ini, sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan 2254.

“Sudah saatnya untuk melakukan dialog serius,” kata Guterres. “Dengan kata lain, memulihkan kedaulatan, persatuan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Suriah, serta memenuhi aspirasi sah rakyat Suriah,” tambahnya.

“Hati saya hancur” melihat penderitaan warga Suriah yang terus bertambah, serta ancaman-ancaman terhadap keamanan regional dan internasional, ujarnya, sambil mendesak semua pihak yang memiliki pengaruh untuk menjalankan peran mereka demi membantu rakyat Suriah yang telah lama menderita.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan