Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Singapura yang tinggal sendirian dalam rumah tangga melonjak lebih dari dua kali lipat, yakni 35.160 orang pada 2013 menjadi 78.135 orang pada 2023.
Singapura (Xinhua/Indonesia Window) – Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Singapura yang tinggal sendirian dalam rumah tangga melonjak lebih dari dua kali lipat, yakni 35.160 orang pada 2013 menjadi 78.135 orang pada 2023, demikian menurut Laporan Tren Keluarga yang dirilis oleh Kementerian Sosial dan Pembangunan Keluarga Singapura pada Senin (15/7).
Jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas yang tinggal di rumah penduduk meningkat dari 413.117 orang pada 2013 menjadi 708.656 orang pada tahun lalu. Lebih dari 80 persen lansia tinggal bersama keluarga mereka.
Per Juni lalu, penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai 19,1 persen dari total penduduk di Singapura.
Sementara itu, tingkat kesuburan total penduduk turun menjadi 0,97 pada 2023 dari 1,19 pada 2013, mencapai titik terendah sepanjang sejarah pencatatannya, tulis laporan itu.
Di antara penduduk wanita berusia 40-an tahun yang pernah menikah, jumlah wanita yang tidak memiliki anak meningkat dari 10,0 persen pada 2013 menjadi 13,9 persen pada 2023.
Pasangan di Singapura juga menunda jadwal mereka untuk menjadi orangtua. Usia rata-rata ayah dan ibu yang baru pertama kali menjadi orang tua pada tahun lalu tercatat masing-masing 33,3 tahun dan 31,6 tahun, lebih tinggi dari 32,7 tahun dan 30,3 tahun pada 2013.
Pemerintah Singapura menerapkan sejumlah langkah untuk membantu keluarga yang membesarkan anak, seperti menawarkan cuti bergaji yang dibayari pemerintah bagi para ayah, membangun lebih banyak tempat penitipan bayi full-day, serta memberikan subsidi untuk pendidikan prasekolah, tambah laporan itu.
Laporan: Redaksi