Banner

Militer Israel sebut operasi di Gaza City akan butuh waktu “berbulan-bulan”

Foto yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) pada 16 September 2025 ini menunjukkan panglima militer Israel Eyal Zamir (tengah) di Jalur Gaza. (Xinhua/IDF)

Serangan darat di Gaza City akan memakan waktu “berbulan-bulan,” setelah serangan yang dimulai semalam dan memaksa ribuan warga Palestina lainnya untuk mengungsi dari pusat perkotaan terbesar di wilayah kantong tersebut.

 

Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia) – Juru bicara militer Israel Effie Defrin pada Selasa (16/9) mengatakan bahwa serangan darat di Gaza City akan memakan waktu “berbulan-bulan,” setelah serangan yang dimulai semalam dan memaksa ribuan warga Palestina lainnya untuk mengungsi dari pusat perkotaan terbesar di wilayah kantong tersebut.

“Kami tidak terikat oleh batasan waktu,” ungkap Defrin kepada para awak media.

Dia mengatakan bahwa pasukan Israel menguasai “sebagian besar” wilayah Gaza City setelah operasi yang dilancarkan semalam, menyusul pengeboman selama berpekan-pekan terhadap beberapa area permukiman kota tersebut, termasuk Jabalia, Zeitoun, dan Sheikh Radwan.

Menurut data dan foto-foto dari udara yang sebelumnya dirilis oleh Pertahanan Sipil Palestina, sebagian besar wilayah Zeitoun telah porak-poranda sejak dimulainya operasi pada Agustus, dengan lebih dari 1.500 rumah hancur dan tidak ada bangunan yang tersisa di bagian selatan daerah tersebut.

Banner

Defrin mengatakan akan membutuhkan beberapa bulan untuk merebut Gaza City “dan beberapa bulan lagi, mungkin lebih lama, untuk membersihkan kota tersebut, karena infrastruktur (Hamas) sudah sangat tersembunyi dan mengakar dengan kuat.”

“Kami akan melaksanakan operasi selama diperlukan,” sebutnya.

Dia juga mengatakan militer Israel memiliki “persediaan senjata yang cukup,” sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Israel mulai terperosok ke dalam isolasi dan perlu memperkuat industri senjatanya serta mengurangi ketergantungan pada pemasok asing. Beberapa negara Barat telah memberlakukan embargo senjata penuh atau sebagian terhadap Israel karena serangan di Gaza.

Hingga Selasa pagi waktu setempat, sekitar 300.000 hingga 350.000 orang telah meninggalkan kota tersebut untuk menuju ke Gaza selatan, sementara lebih dari setengah juta orang masih tinggal di Gaza City, menurut laporan media Israel yang mengutip pernyataan pejabat keamanan.

Menyangkal temuan Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza, Kepala Staf Militer Eyal Zamir melontarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pasukannya melakukan “segala upaya untuk meminimalkan dampak terhadap warga sipil,” dan bahwa mereka bertindak untuk mengalahkan “organisasi teroris” yang ingin “menghapuskan keberadaan Negara Israel”.

Israel mulai melancarkan serangan balasan di Gaza hampir dua tahun lalu, menewaskan lebih dari 64.000 orang, menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut, serta menyebabkan kelaparan.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan