Rumah sakit berteknologi AI di Wuzhen, China Timur, telah meningkatkan layanan-layanannya, seperti pemeriksaan medis, manajemen penyakit kronis, dan rehabilitasi.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Bayangkan sebuah rumah sakit di mana Anda disambut oleh robot cerdas, dan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) memastikan Anda menerima catatan diagnosis terperinci dengan cepat.
Di Wuzhen, sebuah kota kecil di Provinsi Zhejiang, China timur, sebuah rumah sakit berteknologi AI telah melayani ribuan pasien sejak dibuka tahun lalu. Dengan kurang dari sepuluh dokter manusia dan sebuah tim robot triase cerdas, rumah sakit ini menjadi yang terdepan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam layanan kesehatan.
Dengan mengaplikasikan teknologi AI, rumah sakit ini meningkatkan layanan-layanannya, seperti pemeriksaan medis, manajemen penyakit kronis, dan rehabilitasi.
Zhu Weibin, seorang penduduk setempat, baru-baru ini menjalani tes fungsi hati berbasis AI di rumah sakit itu. Laporan yang dihasilkan secara otomatis mendiagnosisnya menderita perlemakan hati, dan AI membantu membuat indikator diagnosis perlemakan hati menjadi akurat hingga lima persen dari 30 persen.
“Teknologi AI ini memungkinkan saya untuk mengintervensi proses penyakit pada tahap yang lebih awal,” kata Zhu.
Dengan kemajuan pesat teknologi AI, pengaplikasiannya dalam diagnosis dan perawatan medis menjadi semakin luas di China.
Model “rumah sakit AI”, yang didukung oleh sistem AI berskala besar yang dikembangkan di sebuah institusi penelitian, mampu “membaca” literatur medis dan “merawat” pasien virtual. Sistem mutakhir ini berkembang melalui pembelajaran mandiri dan berpotensi membantu dokter manusia dalam skenario medis dunia nyata di masa depan.
Model medis AI lainnya yang dikembangkan oleh sebuah tim di Shanghai berhasil “lulus” dalam ujian lisensi medis nasional China.
Dengan memasukkan keluhan pasien, riwayat medis, dan hasil pemeriksaan fisik, model ini dapat memberikan dukungan diagnosis dan rekomendasi untuk perawatan lebih lanjut.
Model-model besar (large model) dapat memproses ribuan buku teks medis, sehingga membuatnya dapat membandingkan citra-citra tomografi terkomputasi (computed tomography/CT) dengan presisi. Model-model besar tersebut menggunakan tempat tidur pemantauan pintar yang dilengkapi dengan sensor penglihatan dan sensor sentuhan untuk memberikan peringatan dini dan dengan cepat mengakses catatan medis untuk membantu pengambilan keputusan.
Seiring upaya China mencari solusi baru bagi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh populasi yang menua, peningkatan kasus penyakit kronis, dan kesenjangan dalam akses ke sumber daya medis, semakin banyak rumah sakit yang menggunakan teknologi AI, yang memberi manfaat bagi pasien maupun tenaga profesional medis.
Seorang dokter menceritakan sebuah kasus nyata di mana seorang anak dirawat di rumah sakit dua kali dalam kurun hampir setahun sebelum para ahli mendiagnosis penyakit autoimun yang langka. Namun AI mencapai kesimpulan yang sama hanya dalam beberapa menit.
Meski kemampuan AI secara signifikan meningkatkan efisiensi analisis citra, peninjauan resep, dan diagnosis, keputusan akhir tetap berada di tangan dokter manusia.
Pada November, Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) China dan departemen-departemen lain bersama-sama mengeluarkan pedoman untuk skenario pengaplikasian AI di sektor kesehatan.
Meliputi 84 skenario spesifik di seluruh kategori, termasuk manajemen layanan medis, layanan kesehatan primer masyarakat, pengembangan industri kesehatan, serta pendidikan dan penelitian medis, pedoman ini bertujuan untuk sepenuhnya memanfaatkan keunggulan AI.
Dalam dokumen ini, mulai dari membantu diagnosis dan pengambilan keputusan hingga perencanaan perawatan dan pembedahan, kata kunci “bantuan” mendominasi layanan kesehatan AI, karena AI berfungsi untuk mendukung tenaga profesional manusia.
Di saat inovasi medis ini berkembang pesat, China juga telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan dan efektivitas pengaplikasian medis dari AI.
Administrasi Produk Medis Nasional China telah merilis seperangkat prinsip pedoman untuk klasifikasi produk perangkat lunak medis AI, yang memperjelas kriteria untuk mengelola produk-produk perangkat lunak medis AI.
Sebagian besar penelitian yang terkait dengan perangkat medis AI di China berfokus pada pencitraan medis, sedangkan penelitian tentang algoritme pengambilan keputusan sebagian besar masih belum berkembang, ungkap You Mao, wakil direktur Pusat Penelitian Pengembangan Kesehatan Nasional China (China National Health Development Research Center) yang berada di bawah naungan NHC.
Masih terdapat kekurangan dalam hal data yang berkualitas tinggi, dan mekanisme untuk pengaplikasian data di dunia nyata juga perlu ditetapkan, saran You.
Liu Hui, direktur institut informasi medis di Akademi Ilmu Kedokteran China, menyoroti pentingnya menetapkan dan menyempurnakan kebijakan peraturan dan sistem teknis yang ilmiah dan masuk akal.
Langkah-langkah ini dapat memastikan keamanan dan efektivitas teknologi AI dalam perawatan kesehatan, memberikan pengalaman yang lebih baik dan layanan medis yang lebih berkualitas bagi pasien maupun tenaga profesional perawatan kesehatan, imbuh Liu.
Laporan: Redaksi