Alat bantu jalan mirip ‘cyborg’ bidik pasar lansia yang berkembang di China

Robotika eksoskeleton membantu fleksi pinggul dan menstabilkan tulang belakang bawah untuk membantu lansia berjalan dengan langkah yang lebih panjang dan lebih cepat serta stabilitas yang lebih baik.
Hangzhou, China (Xinhua/Indonesia Window) – Siborg (cyborg) dalam karya-karya fiksi ilmiah, yang dahulu merupakan simbol kemampuan manusia super, kini mendorong revolusi perawatan untuk warga lanjut usia (lansia) di China seiring melonjaknya ekonomi perak di negara tersebut.
Sebuah alat bantu jalan eksoskeleton, yang dirancang oleh perusahaan rintisan RoboCT yang berlokasi di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur, dapat mempermudah pendakian bagi warga lansia dengan cara menetralkan beban yang setara dengan lima botol air pada setiap gerakan mengangkat kaki.
RoboCT berencana untuk meluncurkan inovasi terbarunya itu pada akhir bulan ini. Alat ini dibanderol dengan harga terjangkau, yakni 2.000 yuan atau sekitar 276 dolar AS. Di pusat teknologi yang berada di China timur itu, semakin banyak perusahaan seperti RoboCT mengembangkan robotika yang ditujukan untuk membantu mobilitas warga lansia.
*1 yuan = 2.273 rupiah
**1 dolar AS = 16.432 rupiah
Para insinyur RoboCT menyadari bahwa banyak warga lansia berjalan dengan punggung membungkuk, ayunan langkah pendek-pendek, dan menggunakan penyangga pinggang di panti wreda. Oleh karena itu, mereka memusatkan upaya bantuan perangkat ini pada bagian pinggang, punggung, dan pinggul.
“Produk ini membantu fleksi pinggul dan menstabilkan tulang belakang bawah untuk membantu lansia berjalan dengan langkah yang lebih panjang dan lebih cepat serta stabilitas yang lebih baik,” jelas Yan Hai, direktur produk RoboCT, dalam sesi wawancara dengan Xinhua.
Terinspirasi oleh cara kerja tendon, perangkat tanpa baterai berbobot 2 kg ini dipakai di sekeliling pinggul dan di atas lutut, menangkap dan menyimpan sebagian energi yang dihasilkan oleh upaya tubuh sendiri, sebelum melepaskannya untuk membantu aktivitas berjalan.
“Robotika eksoskeleton membantu warga lansia yang mengalami masalah lemah otot, meningkatkan mobilitas melalui kompresi dan pelepasan gaya, kecepatan rotasi, dan penyesuaian sudut,” kata Yan. Bahkan anak muda yang sehat secara fisik pun akan terbantu 30 persen ketika memakainya.
“Robot eksoskeleton China, yang diperkirakan bakal mencatatkan pertumbuhan signifikan di bidang perawatan warga lansia, telah menguasai teknologi utama seperti desain ergonomis, pengenalan gerakan, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dapat belajar sendiri yang secara dinamis menyempurnakan pola gerakan,” kata Chen Zhiran, direktur Kantor Penelitian Ekonomi Digital di Institut Pengembangan dan Perencanaan Zhejiang.
Populasi lansia yang terus meningkat di China menghadapi kebutuhan mobilitas yang semakin meluas dan tidak terpenuhi, yang membuat para terapis rehabilitasi kewalahan dan memicu krisis tahunan terkait jumlah lulusan di bidang terapi rehabilitasi.
Data terbaru menunjukkan bahwa per akhir 2024, populasi China yang berusia 60 tahun ke atas telah mencapai 310 juta jiwa, sekitar 22 persen dari total populasinya.
Semakin banyak perusahaan China melihat peluang bisnis yang sangat besar dari peningkatan populasi yang menua. Ekonomi perak di negara ini muncul sebagai pendorong pertumbuhan utama, dan saat ini bernilai 7 triliun yuan. Menurut sebuah survei dari lembaga penyedia analisis data iiMedia Research, ekonomi perak China diperkirakan akan mencapai skala 30 triliun yuan per 2035.
Secara khusus, perusahaan-perusahaan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang seperti AI dan robotika untuk memelopori skenario konsumsi baru yang disesuaikan untuk warga lansia. Dipandu oleh proposal dari China, Komisi Elektroteknik Internasional (International Electrotechnical Commission/IEC) merilis standar global untuk robot perawatan warga lansia.
Guna memanfaatkan ekonomi perak yang sedang berkembang, banyak perusahaan teknologi berupaya untuk berfokus pada pemecahan masalah nyata yang dihadapi pengguna lansia sembari menggunakan teknologi canggih.
Dirancang untuk kenyamanan warga lansia, pemasangan alat bantu jalan RoboCT hanya membutuhkan waktu 20 detik dan pengoperasiannya tidak memerlukan ponsel pintar.
Perusahaan itu juga berencana untuk meluncurkan versi kustomisasi perangkat ini bagi penderita hemiplegia dan pasien cedera saraf tulang belakang.
Laporan: Redaksi