Banner

Diplomat: Resolusi perdamaian krisis Ukraina usulan China permalukan AS

Foto yang diabadikan pada 23 Agustus 2022 ini menunjukkan sebuah bangunan yang rusak sedang dirobohkan di Mariupol. (Xinhua/Victor)

Resolusi perdamaian krisis Ukraina yang direncanakan oleh China mendapat pujian oleh pihak Rusia dan Ukraina, sementara tim Biden terus berpikir tentang bagaimana memberikan Ukraina lebih banyak bantuan militer dan perangkat keras.

 

New York City, AS (Xinhua) – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengamati saat China mengemukakan kepada dunia rencana perdamaian yang diharapkan China akan mengarah pada resolusi perdamaian untuk krisis Ukraina yang telah berlangsung selama setahun, yang lantas dipuji oleh pihak Rusia dan Ukraina, demikian disampaikan oleh seorang mantan diplomat AS.

“Langkah China tersebut mempermalukan Biden, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, dan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken karena menghabiskan tahun lalu dengan kegagalan menghasilkan rencana Amerika untuk mengakhiri konflik mematikan itu,” tulis mantan diplomat AS Richard Grenell di situs media California Globe pada 26 Februari.

Sullivan menanggapi rencana China tersebut dengan mengatakan bahwa tim Biden berpikir “pagi, siang, dan malam” tentang bagaimana memberikan Ukraina lebih banyak bantuan militer dan perangkat keras, kata Duta Besar AS untuk Jerman yang menjabat pada 2018 hingga 2020 itu.

Sedangkan bagi Blinken, menlu AS sekaligus orang yang menguraikan prioritas-prioritas untuk Pejabat Dinas Luar Negeri AS, “itu adalah contoh lain dari (rencana) yang dikesampingkan,” kata mantan diplomat itu.

Banner

“Pegawai veteran di Departemen Luar Negeri sangat marah karena satu tahun telah berlalu tanpa adanya rencana AS untuk solusi damai,” tulisnya.

Meski tim Biden telah mempersenjatai Ukraina dan menggelontorkan puluhan miliar dolar dalam bentuk bantuan dan perangkat keras ke Ukraina, mereka gagal untuk secara langsung mencari jalur perdamaian, tuturnya.

“China mengungguli Biden dan Blinken dengan menawarkan setidaknya titik awal yang dapat dibayangkan untuk mengakhiri perang itu,” ujarnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan