Punya 11 kasus corona, WHO belum undang Taiwan

Ilustrasi virus corona (Coronavirus). (Sciencealert)

Jakarta (Indonesia Window) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengumumkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International Concern, PHEIC) pada 31 Januari 2020 atas wabah virus corona baru yang merebak di wilayah Wuhan, China sejak akhir 2019.

Pernyataan dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan bahwa sejauh ini 20.000 kasus telah terdeteksi dan lebih dari 400 orang meninggal.

Sebanyak 25 negara juga telah memastikan temua kasus virus corona, mendorong digelarnya konferensi pencegahan epidemi oleh WHO.

Namun demikian, Taiwan, dengan 11 kasus corona dan secara geografi berada dekat dengan China belum diundang untuk menghadiri pertemuan WHO tersebut.

Pernyataan dari TETO menegaskan, pendekatan WHO dalam memperlakukan Taiwan sebagai bagian dari China  secara serius telah mempengaruhi hak dan kesejahteraan 23 juta rakyat Pulau Formosa.

Tidak hanya pemerintah terpilih Taiwan yang tidak dapat berpartisipasi dalam WHO, para ahli Taiwan juga ditolak untuk berpartisipasi dalam pertemuan teknis tersebut.

Hal tersebut menyebabkan Taiwan sulit mendapatkan informasi yang lengkap dengan tepat waktu tentang perkembangan epidemi terbaru. Taiwan juga tidak bisa terlibat dalam diskusi tentang metode pencegahan dan pengendalian virus.

Jika prinsip WHO adalah “Kesehatan Untuk Semua” dan “Jangan Tinggalkan Siapa pun”, maka dapat dikatakan bahwa WHO tidak pernah melakukannya karena masyarakat Taiwan belum diperlakukan seperti itu.

Klaim WHO dan otoritas China bahwa mereka telah berbagi informasi yang relevan dengan Taiwan adalah kebohongan, sebut pernyataan itu.

Taiwan telah membentuk jalur komunikasi dengan WHO di bawah kerangka Peraturan Kesehatan Internasional (IHR), namun WHO tidak menanggapi permintaan khusus dari Taiwan untuk mengakses informasi tentang wabah corona.

Keselamatan

Pengecualian WHO terhadap Taiwan berdampak pada kesehatan dan keselamatan warga Taiwan dan masyarakat internasional, termasuk sekitar 300.000 warga negara Indonesia yang tinggal di Pulau Formosa.

Dalam menghadapi epidemi pneumonia Wuhan yang ganas tersebut, Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, Kanada, dan negara-negara diplomatik Taiwan secara terbuka mendukung partisipasi dan keanggotaan Taiwan di WHO.

Taiwan mengimbau Indonesia dan negara-negara lain untuk mendesak WHO agar menyajikan informasi epidemi pneumonia Wuhan dengan benar dan tidak menyamakan Taiwan dengan China.

Taiwan juga mengimbau Indonesia dan negara-negara di dunia untuk mendukung Taiwan sebagai pengamat dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly, WHA) dan WHO ke-73 tahun ini, demi melindungi kesehatan dan kesejahteraan semua umat manusia.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan