Banner

Pejabat Hong Kong: Pengetatan kontrol produk akuatik Jepang sangat masuk akal

Orang-orang berunjuk rasa menentang rencana pemerintah Jepang membuang air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut di Fukushima, Jepang, pada 20 Juni 2023. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Produk-produk akuatik Jepang akan sangat terdampak oleh pembuangan air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang lumpuh ke laut.

 

Hong Kong (Xinhua) – Sangat masuk akal untuk menerapkan sejumlah langkah pengendalian impor terhadap produk-produk akuatik Jepang mengingat rencana pemerintah Jepang membuang air limbah yang terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang lumpuh ke laut, kata seorang pejabat pemerintah Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong pada Senin (7/8).

Tse Chin-wan, sekretaris lingkungan dan ekologi pemerintah SAR Hong Kong, dalam blognya mengatakan bahwa rencana Jepang membuang air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut belum pernah terjadi sebelumnya.

Ada sejumlah alasan untuk khawatir terkait bagaimana pemerintah Jepang dapat menjamin bahwa rencana 30 tahun tersebut tidak akan gagal, dan akumulasi bahan radioaktif di lingkungan laut tidak akan menimbulkan masalah, katanya.

Rencana Jepang tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan impor makanan Jepang di kalangan masyarakat Hong Kong, sekaligus memengaruhi bisnis banyak restoran Jepang di Hong Kong, katanya, seraya menambahkan bahwa pengetatan langkah kontrol terhadap produk-produk akuatik Jepang merupakan hal yang paling penting untuk melindungi masyarakat Hong Kong, dan Hong Kong tidak boleh menyerah untuk melindungi keamanan pangan serta kesehatan masyarakatnya.

Banner

Keputusan sepihak Jepang untuk membuang air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut menimbulkan risiko serius terhadap kontaminasi makanan dan radioaktif. Jika pemerintah Jepang tidak berubah pikiran, Hong Kong tidak punya pilihan selain mengadopsi langkah-langkah pengendalian yang sesuai, katanya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan