Banner

Prancis desak Israel buat perdamaian bersejarah dengan Palestina

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyampaikan pernyataan pers bersama setelah pertemuan bilateral di Paris pada Selasa (5/7/2022). (Élysée/YouTube/tangkapan layar)

Perdana Menteri Israel Yair Lapid mewarisi koalisi yang mencakup kelompok yang menentang penyerahan tanah yang diduduki kepada Palestina.

 

Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak perdana menteri baru Israel, Yair Lapid, pada hari Selasa (5/7) untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian dengan Palestina.

Namun, Lapid mengecilkan prospek semacam itu, mengutip elemen-elemen sayap kanan dalam pemerintahan sementaranya menjelang pemilihan November tahun ini.

“Rakyat Israel beruntung” memiliki Lapid sebagai perdana menteri, kata Macron menjelang pertemuan antara kedua pemimpin di Paris pada Selasa (5/7).

Banner

Berbicara di depan kamera, Macron mengatakan “tidak ada alternatif” untuk dialog politik untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Palestina.

perdamaian israel palestina
Pemukiman ilegal Yahudi di tanah Tepi Barat yang diduduki. Video dipublikasikan pada 30 Juni 2021. (Al Jazeera/YouTube/tangkapan layar)

“Saya tahu seberapa banyak Anda dapat menandai sejarah jika Anda meluncurkan kembali proses ini, yang telah rusak terlalu lama,” kata Macron, seraya menambahkan bahwa dia yakin Lapid “memiliki apa yang diperlukan” untuk mencapai keberhasilan.

Lapid, seorang sekuler dan sentris, telah lama berpendapat bahwa memulai kembali pembicaraan tentang kenegaraan Palestina yang terhenti pada tahun 2014 akan membawa kebaikan bagi kepentingan Israel dalam waktu lama. 

Banner

Tetapi, setelah mengambil alih jabatan perdana menteri dari mitra pemerintahan nasionalis Naftali Bennett tahun lalu, Lapid mewarisi koalisi yang mencakup kelompok yang menentang penyerahan tanah yang diduduki kepada Palestina.

“Kami berbicara tentang masalah Palestina, tetapi itu bukan bagian utama dari diskusi,” kata Lapid kepada wartawan dalam sebuah pengarahan setelah pertemuannya dengan Macron.

“Penataan pemerintah tetap apa adanya dan batasan tetap seperti apa adanya,” katanya, menambahkan bahwa Prancis “memiliki pemahaman penuh tentang ini” meskipun pertanyaan mereka “benar-benar sah.”

Banner

Lapid mengatakan dia tidak mengesampingkan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, tetapi mengatakan itu tidak mungkin terjadi dalam empat bulan mendatang – mengacu pada pemilihan 1 November.

“Saya tidak mengadakan rapat demi rapat. Mereka harus memiliki hasil prospektif yang positif bagi Israel. Kondisi saat ini tidak seperti itu,” ujarnya.

Mengenai pemukiman ilegal Yahudi di tanah Tepi Barat yang diduduki dan merupakan keluhan utama Palestina dalam konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade, Lapid mengatakan kebijakannya adalah untuk memungkinkan pembangunan dapat mengakomodasi “pertumbuhan alami” – sebuah referensi untuk memperbanyak penduduk Israel yang berkeluarga.

Banner

Tapi, “Israel tidak akan membangun pemukiman baru,” tambahnya.

Sumber: Al Arabiya mengutip Reuters

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan