Banner

Populasi anak di Jepang terus turun dalam 42 tahun terakhir

Sejumlah pengunjung berpiknik pada hari ekuinoks musim semi di Taman Yoyogi di Tokyo, Jepang, pada 21 Maret 2023. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Populasi anak di Jepang merosot ke rekor terendah baru, yakni 14,35 juta, menandai penurunan selama 42 tahun berturut-turut, dengan jumlah anak laki-laki mencapai 7,35 juta dari total populasi anak, sementara anak perempuan berjumlah 7 juta.

 

Tokyo, Jepang (Xinhua) – Estimasi populasi anak di Jepang merosot ke rekor terendah baru, yakni 14,35 juta, menandai penurunan selama 42 tahun berturut-turut, demikian ditunjukkan oleh data terbaru dari pemerintah.

Jumlah anak berusia 14 tahun ke bawah, termasuk warga asing, mencapai 14,35 juta per 1 April, atau turun sekitar 300.000 dibandingkan setahun sebelumnya, menurut data dari Kementerian Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang pada Kamis (4/5).

Rasio anak-anak dibanding total populasi Jepang berada di angka 11,5 persen, turun 0,2 poin persentase, yang juga merupakan angka terendah sejak dimulainya pencatatan serupa pada tahun 1950, kata kementerian itu.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah anak laki-laki mencapai 7,35 juta dari total populasi anak, sementara anak perempuan berjumlah 7 juta, papar data tersebut.

Banner

Data pemerintah itu juga mengungkap bahwa setelah mencapai puncaknya pada tahun 1954 di angka 29,89 juta dan mengalami ledakan kelahiran kedua pada awal 1970-an, populasi anak di Jepang terus menurun sejak 1982.

Sementara itu, menurut proyeksi yang dirilis oleh Lembaga Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional Jepang pada Maret lalu, penduduk yang berusia 65 tahun ke atas diperkirakan mencapai 33,67 juta jiwa, atau 38,7 persen dari total populasi Jepang pada 2070 setelah mencapai puncaknya di angka 39,53 juta jiwa pada 2043, yang mengakibatkan membengkaknya biaya jaminan sosial.

Populasi Jepang, yang berjumlah 126,15 juta jiwa pada 2020, diperkirakan akan menyusut di bawah ambang batas 100 juta jiwa pada 2056, dan jumlah kelahiran, yang merosot di bawah 800.000 jiwa pada 2022, kemungkinan akan semakin turun menjadi di bawah 500.000 jiwa pada 2059, papar lembaga tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan