Banner

UNRWA: Kerawanan pangan di Gaza utara capai “kondisi yang sangat kritis”

Seorang anak perempuan Palestina membawa beberapa potong roti di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 19 Februari 2024. Selama beberapa pekan terakhir, Israel telah menunjukkan niatnya untuk melakukan operasi darat di Rafah, kota paling selatan di Gaza, untuk ‘memberantas’ Hamas dan menyelamatkan sandera Israel. Kabar tentang rencana invasi ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat internasional. Beberapa negara telah bersuara menentang hal tersebut, memperingatkan kemungkinan timbulnya bencana kemanusiaan di daerah kantong pesisir itu. (Xinhua/Yasser Qudih)

Kerawanan pangan di Gaza utara telah mencapai “kondisi yang sangat kritis” akibat pembatasan yang diberlakukan pada pengiriman bantuan kemanusiaan oleh pihak berwenang Israel.

 

Gaza, Palestina (Xinhua) – Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) pada Rabu (21/2) memperingatkan bahwa kerawanan pangan di Jalur Gaza utara telah mencapai “kondisi yang sangat kritis” akibat pembatasan yang diberlakukan pada pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dalam sebuah pernyataan pers, badan tersebut mengungkapkan 51 persen dari misi yang direncanakan oleh UNRWA dan lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya untuk mengirimkan bantuan dan melakukan penilaian di Gaza utara tahun ini telah ditolak oleh pihak berwenang Israel.

Jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza jauh lebih sedikit dari yang ditargetkan sebanyak 500 truk per hari, akibat adanya kesulitan besar dalam pengiriman pasokan melalui perlintasan Kerem Shalom dan Rafah, kata UNRWA.

Kerawanan pangan di Gaza
Warga Palestina menunggu bantuan makanan di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 14 Februari 2024. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (14/2) memperingatkan tentang “bencana tak terduga” yang berpotensi terjadi akibat perluasan serangan darat Israel ke Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza selatan. (Xinhua/Yasser Qudih)

UNRWA menambahkan bahwa sekitar 400.000 orang terancam kelaparan di Jalur Gaza utara, dan menyerukan agar lembaga-lembaga internasional meningkatkan bantuan mereka, terutama ke daerah-daerah di bagian utara daerah kantong tersebut.

Banner

Selain itu, kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza pada Selasa (20/2) mendesak Program Pangan Dunia (WFP) agar menarik kembali keputusannya untuk menangguhkan pengiriman bantuan makanan di Jalur Gaza utara.

Kantor media tersebut menyatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa mereka menganggap keputusan itu sama saja dengan “menjatuhkan hukuman mati kepada 75 persen dari 1 juta orang warga Gaza dan semakin memperburuk situasi kemanusiaan secara signifikan.”

WFP pada Selasa mengumumkan dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X bahwa pihaknya “menghentikan sementara pengiriman bantuan makanan yang menyelamatkan nyawa ke Gaza utara hingga kondisi benar-benar aman bagi para staf kami dan orang-orang yang kami coba jangkau.”

Organisasi itu mengatakan keputusan tersebut “tidak bisa dianggap enteng,” dan menambahkan bahwa “keselamatan dan keamanan pengiriman bantuan pangan yang sangat penting, dan juga bagi orang-orang yang menerimanya, harus dipastikan.”

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan