Banner

Israel siapkan operasi darat besar-besaran, warga Gaza diminta mengungsi ke selatan

Foto yang diabadikan pada 15 Oktober 2023 ini menunjukkan kepulan asap yang membubung tinggi setelah serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan. (Xinhua/Khaled Omar)

Peringatan evakuasi oleh Israel telah menyebabkan kebingungan dan kepanikan di antara banyak warga Gaza, yang bergegas melarikan diri dari rumah mereka dengan menggunakan kendaraan, gerobak yang ditarik keledai atau kuda, atau bahkan dengan berjalan kaki.

 

Yerusalem/Gaza, Palestina (Xinhua) – Israel pada Ahad (15/10) melanjutkan persiapannya untuk melancarkan operasi darat besar-besaran di Gaza, memobilisasi pasukan mereka di dekat perbatasan Gaza, seiring konflik berdarah dengan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) memasuki pekan kedua.

“Tugas kita sekarang adalah memasuki Gaza, menemukan lokasi tempat Hamas melakukan persiapan, perencanaan, dan peluncuran serangan, lalu menyerang dengan gencar di mana-mana, dengan menargetkan setiap komandan, setiap operasi, dan membongkar infrastruktur mereka,” ujar Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) Herzi Halevi kepada para prajurit di dekat Gaza, seperti ditunjukkan dalam sebuah video yang dirilis oleh militer tersebut.

Sedikitnya 1.284 warga Israel tewas dalam serangan yang dilakukan militan Hamas sejak 7 Oktober, menurut data resmi yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Israel pada Ahad. Di antara para korban tewas, setidaknya 368 orang belum teridentifikasi.

Militer Israel juga telah mengeluarkan pemberitahuan resmi kepada sedikitnya 155 keluarga untuk memberi tahu mereka terkait penyanderaan orang-orang yang mereka kasihi.

Banner

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad untuk pertama kalinya menemui langsung pihak keluarga dari para korban penyanderaan, dan berjanji membawa pulang semua warga Israel yang disandera.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers, Juru Bicara IDF Daniel Hagari kembali mendesak warga di Jalur Gaza utara untuk mengungsi ke arah selatan, menambahkan bahwa Israel telah membuka koridor kemanusiaan dan “ratusan ribu orang” telah mengungsi ke selatan.

Peringatan evakuasi oleh Israel
Warga memindahkan jasad seorang korban dari bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 15 Oktober 2023. (Xinhua/Khaled Omar)

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebelum peringatan Israel tersebut, lebih dari 400.000 warga Palestina telah mengungsi demi menghindari konflik. Sejauh ini, 2.670 orang telah tewas dalam serangan udara Israel di Gaza, dan lebih dari 9.600 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza pada Ahad.

Merespons laporan tentang krisis kemanusiaan yang menghantui Gaza, Israel Katz, Menteri Energi Israel, menyatakan bahwa pasokan air telah disediakan “di titik tertentu” di Gaza selatan, tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai lokasi tepatnya.

Namun, Kepala Otoritas Air Palestina Mazen Ghoneim membantah laporan bahwa Israel telah mengalirkan kembali pasokan air ke Jalur Gaza.

Ghoneim mengatakan kepada Xinhua bahwa “sekalipun pasokan air dilanjutkan kembali, pemadaman listrik tidak memungkinkan Otoritas Air Palestina memompakan air ke keran-keran dan pompa untuk akhirnya dialirkan ke penduduk Gaza.”

Banner

Peringatan evakuasi yang dikeluarkan oleh Israel telah menyebabkan kebingungan dan kepanikan di antara banyak warga Gaza, yang bergegas melarikan diri dari rumah mereka dengan menggunakan kendaraan, gerobak yang ditarik keledai atau kuda, atau bahkan dengan berjalan kaki.

Peringatan evakuasi oleh Israel
Tim penyelamat bekerja di gedung-gedung yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 15 Oktober 2023. (Xinhua/Khaled Omar)

Sementara itu, konflik antara kelompok militer Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel di daerah perbatasan juga belum menunjukkan tanda-tanda mereda di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang di front kedua, kata para saksi mata Palestina.

Di sebuah permukiman di Israel utara, seorang pria tewas dan tiga lainnya luka-luka setelah serangan rudal antitank ditembakkan dari arah Lebanon melewati Garis Biru ke Israel. IDF melaporkan pihaknya telah menyerang area di Lebanon tempat rudal-rudal tersebut ditembakkan. Pasukan itu menambahkan bahwa pihaknya telah sengaja mengacaukan operasi GPS di Israel utara dekat Lebanon demi menggagalkan upaya serangan Hizbullah ke Israel.

Pada Ahad sore waktu setempat, delapan korban luka dilaporkan di Israel utara setelah Hizbullah menembakkan sembilan roket, dan jet-jet tempur Israel pun membombardir infrastruktur militer Hizbullah di Lebanon sebagai balasan, menurut militer Israel.

Pada hari yang sama, pernyataan Hizbullah mengonfirmasi bahwa mereka telah mengebom beberapa daerah perbatasan dan permukiman Israel, yang menyebabkan jatuhnya beberapa korban dari pihak militer Israel.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan