Banner

Mesin matcha otomatis diluncurkan di China timur

Seorang peracik teh tampil di Pameran Teh dan Upacara Minum Teh Internasional Beijing (Beijing International Tea and Tea Ceremony Exhibition) di Beijing, ibu kota China, pada 21 April 2023. Acara yang digelar selama empat hari tersebut akan berlangsung hingga 24 April. (Xinhua/Cai Yang)

Mesin matcha otomatis yang diluncurkan di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang, China timur, membantu orang awam dapat membuat secangkir matcha nikmat hanya dalam waktu 2 menit.

 

Hangzhou, China (Xinhua) – Sebuah mesin matcha otomatis diluncurkan di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang, China timur, menarik minat para pencinta teh China.

Biasanya, dibutuhkan waktu sekitar 5 hingga 7 menit bagi seorang seniman teh yang terampil untuk membuat secangkir matcha nikmat dengan metode tradisional. Menggunakan mesin yang baru dikembangkan ini, orang awam dapat membuat secangkir matcha nikmat hanya dalam waktu 2 menit.

Mesin tersebut, yang menggunakan bubuk teh dalam kemasan kapsul, dapat membuat seduhan teh dengan busa yang halus dan tekstur yang lembut. Mesin ini juga dapat secara otomatis menambahkan susu untuk membuat matcha latte, ungkap Shi Hongxin, selaku presiden Hangzhou Jingshan Tea Development Co., Ltd., pengembang mesin itu.

Mesin matcha otomatis
Foto yang diabadikan pada 29 Maret 2023 ini menunjukkan daun teh yang dikumpulkan oleh robot pemetik daun teh di sebuah kebun teh di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang, China timur. Dengan topi pelindung sinar matahari yang terbuat dari panel-panel surya serta perangkat manipulator yang lincah dan roda ulat (caterpillar wheel), sebuah robot pemetik daun teh menyusuri deretan semak teh Longjing yang terkenal di objek wisata Danau Barat di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. (Xinhua/Lin Guangyao)

Upacara minum teh Jingshan yang berumur ribuan tahun telah dimasukkan ke dalam daftar warisan budaya takbenda nasional China dan daftar warisan budaya takbenda UNESCO, serta diyakini sebagai asal-usul Sado Jepang.

Banner

Shi mengatakan bahwa mesin ini merupakan upaya baru untuk mewariskan dan mempromosikan budaya teh di kalangan generasi muda, dengan aspirasi bahwa matcha diharapkan bisa menjadi “kopi oriental.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan