Banner

PM Belgia mundur dari jabatannya usai pemilu

Foto dokumentasi ini menunjukkan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menghadiri sebuah pertemuan Uni Eropa di Brussel, Belgia, pada 18 April 2024. (Xinhua/Zhao Dingzhe)

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengajukan pengunduran diri kolektif dari pemerintahannya kepada Raja Philippe pada Senin (10/6).

 

Brussel, Belgia (Xinhua) – Perdana Menteri (PM) Belgia Alexander De Croo mengajukan pengunduran diri kolektif dari pemerintahannya kepada Raja Philippe pada Senin (10/6). Raja Philippe menerima pengunduran diri tersebut dan meminta De Croo untuk tetap menangani urusan-urusan yang ada saat ini sampai pemerintahan baru terbentuk.

Raja Philippe diperkirakan akan berkonsultasi dengan sejumlah tokoh politik untuk memulai proses pembentukan pemerintahan federal. Raja Philippe pada Senin menyambut para pemimpin partai-partai terbesar, yang terpilih dalam pemilihan umum (pemilu) pada Ahad (9/10). Para pemimpin tersebut akan mengunjungi sang raja berdasarkan urutan jumlah kursi yang dimenangkan partai mereka di Parlemen dalam pemilu.

Lebih dari 8,35 juta orang di Belgia mendatangi tempat pemungutan suara pada Ahad untuk memberikan suara dalam pemilu federal, regional, dan Eropa.

Perdana Menteri Belgia
Seorang wanita memotret di luar Parlemen Eropa di Brussel, Belgia, pada 6 Juni 2024. Pemilihan umum Parlemen Eropa dimulai pada Kamis (6/6). (Xinhua/Zhao Dingzhe)

Hasil resmi yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Belgia menunjukkan bahwa koalisi pemerintahan tujuh partai yang dipimpin oleh De Croo mempertahankan mayoritas tipis dengan 76 dari 150 kursi di Parlemen Federal, meski partai De Croo (VLD Terbuka) kehilangan sejumlah kursi, turun dari 12 menjadi tujuh.

Banner

New Flemish Alliance (N-VA) mempertahankan posisinya sebagai partai terbesar di parlemen federal dengan 24 kursi. Partai sayap kanan ekstrem, Vlaams Belang, dan Gerakan Reformis masing-masing memperoleh 20 kursi.

Karena fragmentasi suara dan perbedaan ekonomi, sosial, dan administratif antara berbagai wilayah dan komunitas linguistik, pembentukan pemerintahan federal di Belgia diperkirakan akan menjadi sebuah tantangan. Belgia sebelumnya mencatat rekor 541 hari tanpa pemerintahan antara 2010 dan 2011.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan