Banner

China sebut AS tak berhak ceramahi soal krisis Ukraina

Seorang pengunjuk rasa memegang poster dalam aksi unjuk rasa antiperang di Washington DC, Amerika Serikat, pada 19 Februari 2023. (Xinhua/Liu Jie)

Penyelesaian krisis Ukraina yang diajukan oleh China akan dirilis dalam sebuah dokumen yang akan menegaskan kembali proposisi penting Presiden China Xi Jinping, termasuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara, dan menjunjung tinggi tujuan dan prinsip Piagam PBB.

 

Beijing, China (Xinhua) – Amerika Serikat (AS) tidak berhak menceramahi China tentang apa yang harus dilakukan terkait krisis Ukraina karena AS-lah, bukan China, yang telah mencurahkan senjata ke medan perang, kata Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Wang Wenbin pada Senin (20/2).

“Kami tidak akan pernah menyetujui tudingan, atau bahkan paksaan dan tekanan dari AS terhadap hubungan kami dengan Rusia,” ujar Wang menanggapi pertanyaan terkait dalam sebuah taklimat pers rutin.

Mengenai isu Ukraina, posisi China bermuara pada dukungan untuk pembicaraan damai. Masyarakat internasional sepenuhnya mengetahui siapa yang menyerukan dialog dan berjuang untuk perdamaian, dan siapa yang memanaskan situasi dan memicu konfrontasi, kata Wang.

Dia mendesak pihak AS agar secara serius merenungkan peran yang telah dimainkannya, melakukan sesuatu untuk benar-benar membantu meredakan situasi dan mendorong pembicaraan damai, serta berhenti mengalihkan kesalahan dan menyebarkan disinformasi.

Banner

Wang mengatakan China akan tetap teguh di sisi perdamaian dan dialog, serta memainkan peran konstruktif dalam meredakan situasi.

Mencatat bahwa krisis Ukraina akan menginjak satu tahun hanya dalam beberapa hari lagi, Wang mengatakan China akan merilis sebuah dokumen tentang posisi mereka dalam mencari penyelesaian politik untuk krisis Ukraina.

Dokumen tersebut akan menegaskan kembali proposisi penting Presiden China Xi Jinping, termasuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara, menjunjung tinggi tujuan dan prinsip Piagam PBB, menganggap serius masalah keamanan yang sah semua negara, dan mendukung semua upaya yang kondusif untuk sebuah resolusi damai dari krisis tersebut. Dokumen ini akan menggarisbawahi kembali bahwa perang nuklir tidak boleh terjadi dan tidak akan pernah bisa dimenangkan, menurut jubir itu.

“Kami juga menyerukan upaya untuk menjamin keamanan fasilitas nuklir sipil dan melawan serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir, serta bersama-sama menentang penggunaan senjata biokimia,” urainya.

“Semakin kompleks situasinya, sikap tenang dan praktis semakin dibutuhkan. Semakin lama pertempuran berlarut-larut, semakin penting bagi kita untuk tidak menyerah dalam upaya mencapai perdamaian. China berharap dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk melanjutkan upaya tersebut sehingga perdamaian akan tercapai lebih cepat,” tuturnya.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan