Pengungsi Palestina di Rafah, ujung selatan Jalur Gaza, tak punya tempat berlindung, bahkan di jalanan atau area terbuka lainnya, sementara pasukan Israel terus menggempur Gaza.
Gaza, Palestina (Xinhua) – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sabtu (9/12) mengatakan bahwa puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi ke Kota Rafah menghadapi masalah kelebihan kapasitas dan memerlukan tempat penampungan.
Dalam sebuah pernyataan pers yang dikirim ke Xinhua, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyebutkan bahwa sejak 3 Desember, puluhan ribu pengungsi internal telah tiba di Rafah, ujung selatan Jalur Gaza. Sebagian besar dari mereka datang dari kota tetangga Khan Younis, menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pasukan Israel serta pengeboman dan pertempuran yang terus berlanjut.
Para pengungsi yang baru tiba ini menghadapi masalah kelebihan kapasitas yang parah di Rafah, tanpa adanya ruang kosong untuk berteduh, bahkan di jalanan atau area terbuka lainnya.
“Ribuan pengungsi mendirikan bangunan dan tenda sementara di rumah sakit Qatari Field yang sedang dibangun dan kampus Universitas Terbuka Al-Quds di Rafah,” tambah OCHA.
Bagi banyak warga Palestina, ini merupakan kali kedua atau ketiga mereka mengungsi sejak Israel mulai menggempur Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu.
Menurut PBB, diperkirakan bahwa sekitar 1,9 juta orang di Gaza, atau sekitar 85 persen dari populasi, kini menjadi pengungsi internal.
Hampir 1,2 juta pengungsi sudah terdaftar di 151 fasilitas Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk Pengungsi Palestina di seluruh Jalur Gaza.
Sejak 7 Oktober, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran dan serangan darat di Gaza sebagai balasan atas serangan mendadak Hamas terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dengan lebih dari 200 orang dijadikan sandera.
Laporan: Redaksi