Banner

PM Palestina tolak rencana pengungsian warga Gaza “dengan kedok bantuan”

Warga Palestina terlihat dalam perjalanan dari Gaza City menuju ke selatan di Jalur Gaza tengah pada 10 November 2023. (Xinhua/Yasser Qudih)

PM Palestina Mohammed Ishtaye menyampaikan penyesalannya bahwa beberapa negara masih mengatakan pembelaan soal “hak Israel untuk membela diri,” seraya menekankan bahwa “pendudukan tanah orang lain bukanlah pembelaan diri.”

 

Ramallah, Palestine (Xinhua) – Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammed Ishtaye pada Senin (13/11) menegaskan penolakannya terhadap rencana apa pun untuk mengungsikan penduduk Gaza “dengan kedok bantuan kemanusiaan.”

Dalam sebuah pertemuan kabinet, Ishtaye menolak “proposal yang diajukan oleh beberapa negara untuk membuat koridor maritim antara Siprus dan Gaza.” Dia menegaskan bahwa “meskipun kami menantikan kedatangan bantuan, kami tidak menerima pengungsian rakyat kami ke kapal untuk dideportasi dengan kedok bantuan.”

Ishtaye juga menolak mendirikan kamp-kamp sementara bagi para pengungsi seperti yang diminta. Dia mengatakan bahwa “kami ingin rakyat kami kembali ke tempat asal mereka.”

Ishtaye percaya “rakyat kami tidak akan pernah bisa kembali ke Gaza jika kami menerima solusi seperti itu.”

Banner
PM Palestina Mohammed Ishtaye
Sejumlah orang terlihat di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat operasi militer Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 11 November 2023. (Xinhua/Khaled Omar)

PM Palestina itu menyampaikan penyesalannya bahwa beberapa negara masih mengatakan pembelaan soal “hak Israel untuk membela diri,” seraya menekankan bahwa “pendudukan tanah orang lain bukanlah pembelaan diri.”

Dia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa (UE) untuk mengirim bantuan melalui udara ke Gaza yang dilanda perang, terutama di bagian utara, serta meminta pembukaan lebih banyak koridor bantuan bagi Gaza selain perlintasan Rafah.

PM Palestina Mohammed Ishtaye
Orang-orang mengantre untuk mendapatkan air di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 11 November 2023. Pecahnya konflik berdarah antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober lalu telah menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan dengan warga Palestina mengalami kekurangan makanan, air, dan listrik, serta ‘kehancuran total’ pada sistem kesehatan. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Mengenai deklarasi baru-baru ini oleh PM Israel Benjamin Netanyahu yang ingin tetap mengambil kontrol keamanan atas Gaza pascakonflik dan menolak kembalinya Otoritas Palestina ke daerah kantong tersebut, Ishtaye mengatakan, “Gaza adalah bagian integral dari Palestina … Kami tidak memerlukan izin dari siapa pun untuk membantu rakyat kami di sana.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan