Pengiriman jet tempur Mirage ke Ukraina disebut Macron “bukanlah faktor eskalasi” dan berjanji bahwa “senjata-senjata itu tidak akan digunakan untuk mengebom warga sipil.”
Paris, Prancis (Xinhua) – Prancis akan memasok pesawat tempur Mirage ke Ukraina dan melatih tentara mereka, demikian disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sesi wawancara dengan media Prancis pada Kamis (6/6) malam waktu setempat.
“Kami akan meluncurkan kerja sama baru dan mengirimkan Mirage 2000-5,” tutur Macron. Pemimpin Prancis itu juga berjanji akan melatih seluruh batalion Ukraina yang terdiri dari 4.500 tentara, yang akan dikerahkan ke medan perang.
Macron mengatakan bahwa pengiriman jet tempur Prancis tersebut “bukanlah faktor eskalasi” dan berjanji bahwa “senjata-senjata itu tidak akan digunakan untuk mengebom warga sipil.” Selain itu, Macron juga tidak menutup kemungkinan perihal pengiriman instruktur militer ke Ukraina.
“Seharusnya tidak ada larangan mengenai hal ini,” katanya dalam sesi wawancara tersebut.
Mirage 2000 merupakan jet tempur generasi keempat multiperan bermesin tunggal yang diproduksi oleh Dassault Aviation.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban berbicara di hadapan para pendukungnya dalam sebuah aksi unjuk rasa di Budapest, Hongaria, pada 1 Juni 2024. Orban pada Sabtu (1/6) menyoroti urgensi dari gencatan senjata dan perlunya negosiasi antara Rusia dan Ukraina guna mencegah meluasnya konflik bersenjata. (Xinhua/Attila Volgyi)
Dalam pertemuan di Paris pada akhir Februari lalu, Macron menyarankan agar negara-negara Eropa mengirim pasukan ke Ukraina, tetapi banyak negara Eropa lainnya termasuk Jerman, Inggris, Spanyol, dan Italia yang mengungkapkan penolakan.
Menyusul pernyataan Macron pada Februari, pihak Rusia memperingatkan bahwa konflik langsung antara NATO dan Rusia tidak akan bisa dihindari jika aliansi tersebut mengirim pasukan ke Ukraina.
Sebelumnya pada Kamis, Marcon memimpin sebuah upacara yang diadakan di Pantai Omaha di Normandia, Prancis utara, untuk memperingati 80 tahun pendaratan Normandia atau D-Day.
Menurut siaran langsung media Prancis BFMTV, sekitar 20 kepala negara dan pemerintahan, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, berpartisipasi dalam acara tersebut.
Dalam perjalanan ke Prancis untuk menghadiri upacara tersebut, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Selasa (4/6) mengatakan kepada awak media bahwa AS akan mempertahankan kebijakannya, yaitu tidak mengirimkan penasihat militer ke Ukraina.
Pendaratan Normandia di sepanjang pesisir Prancis pada 6 Juni 1944 menandai titik balik penting dalam Perang Dunia II, yang membuka jalan bagi kemenangan Sekutu melawan Nazi Jerman.
Laporan: Redaksi