Lantai mosaik era Bizantium di Gaza merupakan bagian dari bangunan keagamaan yang berusia sekitar 1.700 tahun.
Gaza (Xinhua) – Sebuah tim penggalian yang berbasis di Gaza melanjutkan pencariannya di situs arkeologi yang terletak di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah, tempat lantai mosaik era Bizantium langka yang baru-baru ini ditemukan.
Enam bulan lalu, Suleiman Al-Nabahin, seorang petani berusia 50-an tahun, secara tak sengaja menemukan lantai mosaik langka dan barang-barang tembikar saat membajak lahan seluas 450 meter persegi miliknya untuk ditanami pohon.
Kepada Xinhua, dia mengaku terkejut saat melihat temuan itu dan telah memperluas penelitian di lahan pertaniannya.
Beberapa hari kemudian, petani itu menemukan tiga penggalian lainnya di area yang berbeda, termasuk panel mosaik, tembikar, pecahan kaca dan tanah liat, serta sisa-sisa dasar sebuah pilar granit.
“Panel-panel mosaik itu dicat dengan beragam warna, antara lain putih, hitam, cokelat (bata), dan hijau, serta dihiasi dengan potongan kaca,” kata al-Nabahin.
Tiga bulan kemudian, Al-Nabahin pun mendatangi Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan yang dikelola Hamas, menyadari bahwa dirinya telah menemukan “harta karun yang terkubur berupa sisa-sisa peninggalan dan mosaik.”
“Delegasi kementerian, termasuk beberapa ahli arkeologi, kemudian mendatangi lahan saya dan mereka takjub dengan penemuan itu,” kenang Al-Nabahin.
Dia mengaku senang dengan penemuan itu karena “penemuan tersebut merupakan warisan Palestina, yang menunjukkan peradaban di tanah ini.”
Jamal Abu Raida, direktur jenderal kementerian tersebut, mengatakan kepada Xinhua bahwa pihak kementerian meyakini lantai itu merupakan bagian dari bangunan keagamaan era Bizantium yang berusia sekitar 1.700 tahun.
Menurut Raida, gambar dan prasasti di lantai mosaik itu serupa dengan gambar mosaik di Gereja Bizantium kuno yang ditemukan di Gaza dan dibuka untuk umum pada Januari lalu.
Selain itu, terdapat “gambar sekelompok hewan yang masih ada dan hidup di Jalur Gaza, yang berarti penemuan tersebut menunjukkan kondisi kehidupan pada masa itu.”
“Dugaan awal memperkirakan bahwa situs arkeologi tersebut merupakan bangunan kuil milik penganut agama Kristen pada masa itu, dan kuil lazimnya berdekatan dengan sejumlah fasilitas lain, yang diharapkan juga akan ditemukan di tempat itu,” tambahnya.
Pihak kementerian menempatkan beberapa perangkat sensor survei arkeologi di dekat lokasi penemuan arkeologi tersebut, tempat sisa-sisa dinding kuno ditemukan.
Selain itu, tim teknis juga sedang dalam proses untuk menempatkan sensor di sisi utara penemuan tersebut guna mempelajari lebih lanjut tentang penemuan itu dan rahasia di baliknya, tutur pejabat itu.
Penulis: Sanaa Kamal