Pengembangan di bidang peternakan dipandang sebagai solusi yang paling efektif untuk mendiversifikasi Mongolia yang terkurung daratan dan bergantung pada ekonomi pertambangan.
Ulan Bator, Mongolia (Xinhua) – Jumlah ternak di Mongolia mencapai 64,7 juta ekor per akhir 2023, turun 9,1 persen dari tahun sebelumnya, demikian disampaikan oleh Kantor Statistik Nasional (National Statistics Office/NSO) Mongolia pada Rabu (27/12).
Kondisi cuaca buruk serta frekuensi badai salju dan debu yang meningkat pada musim semi berkontribusi besar terhadap penurunan jumlah ternak, kata NSO usai melakukan sensus jumlah ternak tahunan di seluruh penjuru negeri.
Hasil awal dari sensus nasional tersebut menunjukkan bahwa domba mencakup 45,5 persen dari jumlah ternak secara keseluruhan, disusul oleh kambing 38,0 persen, sapi 8,3 persen, kuda 7,5 persen, dan unta 0,7 persen, menurut NSO.
Di antara 21 provinsi di negara Asia itu, Khuvsgul, provinsi paling utara di negara itu, tercatat memiliki jumlah ternak terbesar dengan 5,7 juta ekor, diikuti oleh provinsi Tuv dan Arkhangai masing-masing dengan 4,9 juta dan 4,8 juta ekor.
Mongolia merupakan salah satu negara nomadik terakhir yang masih bertahan di dunia. Pengembangan di bidang peternakan dipandang sebagai solusi yang paling efektif untuk mendiversifikasi negara yang terkurung daratan dan bergantung pada ekonomi pertambangan tersebut.
Laporan: Redaksi