Banner

Peneliti China kembangkan teknik baru untuk pengobatan keropos tulang

Seorang petugas medis merawat pasien yang menjalani radioterapi di Uganda Cancer Institute (UCI) di Kampala, Uganda, pada 12 November 2021. (Xinhua/Nicholas Kajoba)

Perawatan yang dijelaskan dalam penelitian itu mengurangi keropos tulang pada tikus dalam kurun waktu 45 hari setelah radioterapi ke level yang sama dengan tikus yang tidak pernah terpapar radiasi.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Sejumlah ilmuwan China mengembangkan teknik noninvasif dengan bantuan energi magnetik yang berpotensi dapat mencegah keropos tulang pada pasien kanker yang menjalani radioterapi.

Studi yang diterbitkan pada Kamis (25/8) di jurnal Science Advances tersebut melaporkan bahwa gelombang medan elektromagnetik (electromagnetic field/EMF) dapat memicu respons sinyal yang efektif di dalam sel pembentuk tulang hewan pengerat saat terpapar radioaktivitas.

Radioterapi, yang biasa digunakan untuk mengobati kanker, meningkatkan penyembuhan tumor dan tingkat kelangsungan hidup, tetapi memiliki sejumlah efek samping yang tidak diinginkan, termasuk kerusakan tulang.

Laman National Cancer Institute menyebutkan bahwa pada dosis tinggi, terapi radiasi membunuh sel kanker atau memperlambat pertumbuhannya dengan merusak DNA mereka. Sel kanker yang DNA-nya rusak tidak dapat diperbaiki berhenti membelah atau mati. Ketika sel-sel yang rusak mati, mereka dipecah dan dikeluarkan oleh tubuh.

Banner

Terapi radiasi tidak langsung membunuh sel kanker. Dibutuhkan berhari-hari atau berpekan-pekan pengobatan sebelum DNA cukup rusak untuk sel-sel kanker mati. Kemudian, sel kanker terus mati selama berpekan-pekan atau berbulan-bulan setelah terapi radiasi berakhir.

Perawatan yang dijelaskan dalam penelitian itu mengurangi keropos tulang pada tikus dalam kurun waktu 45 hari setelah radioterapi ke level yang sama dengan tikus yang tidak pernah terpapar radiasi.

Strategi potensial itu dapat merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas.

Para peneliti dari Universitas Kedokteran Militer Keempat di China itu memeriksa sinyal ion kalsium secara waktu nyata (real-time) dalam sel-sel tulang yang terpapar radiasi sebagai respons terhadap stimulasi dengan beberapa bentuk gelombang EMF yang sebelumnya dilaporkan memiliki potensi efek biologis.

Mereka menemukan bahwa gelombang EMF memicu respons sinyal ion kalsium terkuat saat diberikan pada intensitas 2 militesla dan frekuensi 15 hertz.

Temuan ini menawarkan kemungkinan baru untuk mengurangi kerusakan tulang akibat radioterapi secara noninvasif dan hemat biaya, kata para peneliti.

Banner

Sumber: Xinhua

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan