Pencegahan dan pengendalian miopia (rabun jauh) di kalangan anak-anak sekolah dasar dan menengah di China dilakukan dengan memastikan mereka keluar dari kelas guna melakukan aktivitas fisik yang cukup di sela-sela jam pelajaran.
Beijing, China (Xinhua) – Sekolah dasar dan menengah di China diminta untuk memastikan siswanya keluar dari kelas guna melakukan aktivitas fisik yang cukup di sela-sela jam pelajaran, sesuai dengan surat edaran kementerian tentang pencegahan dan pengendalian miopia (rabun jauh).
Sekolah harus mengatur waktu istirahat selama 30 menit untuk kegiatan olahraga setiap hari sehingga siswa dapat meredakan kondisi mata lelah dengan lebih baik, menurut surat edaran yang dikeluarkan bersama oleh Kementerian Pendidikan China dan tiga departemen lainnya, yang mengumumkan peluncuran kampanye nasional selama sebulan untuk pencegahan dan pengendalian miopia pada Maret.
Selain itu, dokumen tersebut juga meminta departemen pengawasan pasar di seluruh China untuk menyelidiki secara ketat dan menangani aktivitas pemasaran dan publisitas yang menyesatkan dari produk pencegahan dan pengendalian miopia untuk anak-anak dan remaja sesuai dengan undang-undang.
Miopia adalah masalah pada mata yang membuat penderitanya tidak dapat melihat suatu objek dari jarak jauh secara jelas.
Kondisi ini sering dikenal oleh orang umum dengan sebutan mata minus. Tanda-tanda umum miopia adalah sakit kepala atau pusing, sulit membaca tulisan dari jauh, dan penglihatan buram.
Miopia adalah kondisi yang biasanya dirasakan sejak anak-anak ketika berumur 8-12 tahun, dan semakin memburuk seiring berjalannya waktu, bisa secara cepat atau perlahan.
Rabun jauh terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Kondisi ini disebabkan oleh bentuk bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal.
Miopia juga bisa terjadi ketika kornea dan lensa mata, yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada retina, mengalami kelainan.
Hingga saat ini, penyebab bola mata lebih panjang dari normal belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko tersebut, antara lain genetik, kurang sinar matahari, kekurangan vitamin D, serta kebiasaan membaca atau menonton terlalu dekat.
Laporan: Redaksi