Banner

Studi ungkap kemajuan signifikan dalam pembangunan penghalang keamanan ekologis di Xizang, China

Antelop Tibet terlihat di wilayah Xainza di Kota Nagqu, Daerah Otonom Xizang, China barat daya, pada 16 Juni 2024. (Xinhua/Jigme Dorje)

Pembangunan penghalang keamanan ekologis merupakan pekerjaan kompleks dan berjangka panjang yang memerlukan upaya berkelanjutan agar dapat mencapai hasil jangka panjang.

 

Lhasa, Daerah Otonom Xizang (Xinhua/Indonesia Window) – Pemantauan dan penelitian terbaru oleh tim peneliti China mengungkapkan bahwa Daerah Otonom Xizang di China barat daya tetap menjadi salah satu daerah dengan kualitas lingkungan ekologis terbaik di dunia, sementara pelaksanaan proyek pembangunan penghalang keamanan ekologis di daerah tersebut telah membuahkan manfaat yang signifikan.

Upaya pemantauan dan penelitian yang dilakukan para peneliti menunjukkan bahwa Xizang berhasil menjaga keaslian ekosistemnya, dengan laju perubahan pola ekologis kurang dari 1 persen, jauh lebih rendah dibandingkan daerah-daerah lain di China, sehingga menciptakan dasar yang kokoh bagi pembangunan penghalang keamanan ekologis nasional China, papar Wang Xiaodan, seorang peneliti di Institut Bahaya Gunung dan Lingkungan (Institute of Mountain Hazards and Environment/IMHE) yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Sepuluh stasiun pemantau didirikan di Daerah Otonom Xizang, yakni di Xainza, Shannan, Nyingchi, Qamdo, Tingri, Shigatse, Nagqu, Ali, Gerze, serta Mangkam, memberikan dukungan teknis dan data untuk evaluasi fungsi penghalang keamanan ekologis serta evaluasi efektivitas pembangunan penghalang tersebut, urai IMHE.

Penyerapan karbon, konservasi sumber air, konservasi tanah, dan fiksasi pasir di Xizang telah meningkat, sedangkan populasi hewan dan tumbuhan liar menunjukkan pertumbuhan yang positif, dengan jumlah antelop Tibet meningkat dari sekitar 70.000 ekor menjadi hampir 300.000 ekor, tutur Wang.

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 22 Juni 2024 ini menunjukkan pemandangan Danau Serling Tso di Daerah Otonom Xizang, China barat daya. (Xinhua/Tenzin Nyida)

Tutupan hutan di seluruh Daerah Otonom Xizang mencapai 12,31 persen, dan kualitas sebagian besar padang rumput juga meningkat, sementara 66 persen lahan basah alami terlindungi secara efektif, ungkap Wang.

Area yang mengalami penggurunan atau desertifikasi di Xizang berkurang sekitar 35.000 hektare dibandingkan pada 2010, dan frekuensi badai pasir dan debu yang berbahaya di Lembah Sungai Yarlung Zangbo, yang merupakan daerah observasi pada umumnya, menurun secara signifikan sebesar dua pertiga, papar studi tersebut.

Xizang kini menjadi lokasi berbagai jenis cagar alam dengan luas total 412.300 kilometer persegi, menyumbang lebih dari sepertiga total luas daratan di daerah itu, yang secara efektif melestarikan 217 spesies satwa liar penting yang dilindungi secara nasional dan 38 spesies tanaman liar penting yang dilindungi secara nasional, tunjuk studi tersebut.

Konsentrasi rata-rata tahunan untuk PM10 dan PM2,5 di kota-kota besar di Xizang telah menyusut masing-masing 28,1 persen dan 37,5 persen dibandingkan pada 2015, kata Wang. Frekuensi badai pasir dan debu pun telah menurun signifikan, lanjutnya.

Kawanan burung bangau leher hitam terlihat di wilayah Xainza di Kota Nagqu, Daerah Otonom Xizang, China barat daya, pada 9 Juni 2024. (Xinhua/Tenzing Nima Qadhup)

Kualitas air di sumber-sumber air minum di Xizang memenuhi standar nasional dengan tingkat kepatuhan 100 persen. Tingkat kandungan unsur logam berat di sebagian besar tanah subur di Xizang lebih baik daripada standar tanah nasional kelas satu, sebut studi itu.

Namun, para peneliti juga menunjukkan bahwa lingkungan ekologis yang berdataran tinggi dan dingin di Xizang sangatlah rapuh. Pembangunan penghalang keamanan ekologis merupakan pekerjaan kompleks dan berjangka panjang yang memerlukan upaya berkelanjutan agar dapat mencapai hasil jangka panjang.

Para peneliti China mengusulkan pembangunan penghalang keamanan ekologis di dataran tinggi Xizang pada 2006, dan sebuah rencana jangka panjang disetujui oleh Dewan Negara China pada 2009, dengan target merampungkan penghalang keamanan ekologis nasional di Xizang pada 2030, sebuah proyek yang berlangsung selama lebih dari dua dekade.

Para peneliti memperkirakan bahwa pada 2030, setelah proyek penghalang keamanan ekologis rampung, Xizang akan mampu mencapai tujuan keseluruhan, yakni perlindungan yang efektif, tata kelola yang sukses, perbaikan yang stabil, dan keamanan ekologis.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan