Banner

China buka 829 situs penyedia pengobatan gratis bagi pasien pneumokoniosis

Sebuah kereta melaju di tengah hamparan bunga yang bermekaran di dekat Tembok Besar China seksi Juyongguan di Beijing, ibu kota China, pada 24 Maret 2024. (Xinhua/Liu Mancang)

Pasien pneumokoniosis menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi liabilitas untuk klaim kompensasi, mengingat sebagian besar pasien pneumokoniosis di China merupakan pekerja migran, yang kerap bekerja untuk lebih dari satu pemberi kerja di tempat kerja yang berbahaya dan tidak dapat menyediakan surat kontrak kerja.

 

Beijing, 25 April (Xinhua) – China membuka 829 fasilitas yang menyediakan pengobatan gratis bagi penderita pneumokoniosis, yang kasusnya mencakup sekitar 90 persen dari seluruh kasus penyakit akibat kerja (PAK) yang dilaporkan di negara tersebut, ungkap seorang pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) China pada Kamis (25/4).

Wang Jiandong, pejabat NHC yang bertanggung jawab atas kesehatan kerja, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa fasilitas-fasilitas tersebut, yang tersebar di 28 daerah setingkat provinsi di negara itu, telah memberikan pengobatan gratis kepada lebih dari 1,2 juta pasien pneumokoniosis antara tahun 2021 hingga 2023.

Wang menjelaskan bahwa banyak pasien pneumokoniosis menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi liabilitas untuk klaim kompensasi, mengingat sebagian besar pasien pneumokoniosis di China merupakan pekerja migran, yang kerap bekerja untuk lebih dari satu pemberi kerja di tempat kerja yang berbahaya dan tidak dapat menyediakan surat kontrak kerja.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, komisi itu telah merevisi kebijakannya untuk diagnosis dan identifikasi PAK pada 2021, yang memungkinkan pasien untuk memberikan dokumentasi yang lebih sederhana sebagai bukti tentang adanya hubungan kerja, seperti slip gaji atau kupon makan, kata Wang.

Ke depannya, komisi tersebut akan memperkenalkan lebih banyak kebijakan untuk membantu pasien yang menderita pneumokoniosis, tambah Wang.

Suara keras, debu, dan bahan kimia beracun menjadi sumber-sumber bahaya utama di tempat kerja di China, kata Wang, seraya menambahkan bahwa negara tersebut telah memantau lebih dari 1,8 juta pekerjaan dengan ancaman bahaya di tempat kerja sejak 2019.

China meluncurkan kampanye untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja, dengan fokus pada industri yang memiliki risiko kesehatan serius, seperti sektor pertambangan, metalurgi, dan bahan bangunan, tutur Wang.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan