Pendukung Duterte gelar unjuk rasa di seluruh Filipina

Keputusan Filipina untuk menahan mantan presiden Rodrigo Duterte dan memindahkannya ke Den Haag, Belanda, memicu kontroversi yang signifikan, mendorong para pendukungnya untuk menggelar unjuk rasa di berbagai kota dalam beberapa hari terakhir.
Manila, Filipina (Xinhua/Indonesia Window) – Keputusan Filipina untuk menahan mantan presiden Rodrigo Duterte dan memindahkannya ke Den Haag, Belanda, memicu kontroversi yang signifikan, mendorong para pendukungnya untuk menggelar unjuk rasa di berbagai kota dalam beberapa hari terakhir.
Para pendukung Duterte berkumpul di luar Mahkamah Agung di Manila, ibu kota Filipina, pada Kamis (13/3) sore waktu setempat, menyalakan lilin dengan harapan Duterte kembali ke Filipina.
Pada Kamis malam waktu setempat, para pendukung mengadakan acara doa bersama di luar rumah Duterte di Davao City, sebuah kota metropolitan di bagian selatan Filipina, untuk menyampaikan pesan dukungan mereka bagi mantan presiden tersebut.
Pada Rabu (12/3) malam waktu setempat, lebih dari 100 pendukung berkumpul untuk menggelar doa bersama di Kota San Fernando di Provinsi Pampanga. Mereka membawa poster dan spanduk bergambar wajah Duterte dan tulisan ‘Keadilan untuk PRRD (Presiden Rodrigo Roa Duterte)’ serta mengadakan aksi unjuk rasa dengan konvoi kendaraan bermotor di kota tersebut, demikian dilansir media setempat.
Veronica Duterte, putri sang mantan presiden, pada Jumat (14/3) menyerukan kepada rakyat Filipina untuk “menyalakan lilin” dan menunjukkan solidaritas mereka.
“Saya menyerukan kepada Anda, bukan sebagai pendukungnya, tetapi sebagai warga Filipina, untuk membela apa yang benar dan menyalakan lilin, baik Anda berada di Filipina maupun di luar negeri. Mari kita bersatu dalam doa dan bersatu dalam menegakkan hak-hak kita atas kedaulatan ini,” tulisnya dalam sebuah unggahan di Instagram.
Kanal berita Filipina GMA Network melaporkan bahwa tim hukum Duterte akan mendorong pembebasan sementara Duterte dari Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC), karena timnya percaya tidak ada alasan untuk menahan Duterte selama persidangan mendatang.
Duterte (79) ditahan pada Selasa (11/3) pagi waktu setempat sekembalinya ke Manila dari luar negeri, menyusul surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh ICC atas kampanye ‘perang melawan narkoba’ yang dilakukannya, sebuah langkah yang dipertanyakan oleh Duterte.
Duterte diserahkan ke dalam tahanan ICC pada Rabu (12/3) setelah diterbangkan dari Manila ke Belanda.
Laporan: Redaksi