Banner

Panduan Sholat Ied di rumah

Kaum Muslim melaksanakan Sholat Ied 1440 Hijriah di sepanjang jalan area Sentul City, Bogor, Jawa Barat pada Juni 2018. (Indonesia Window)

Jakarta (Indonesia Window) – Guna menghindari bahaya yang lebih besar dari pandemik COVID-19, para Ulama menganjurkan agar Sholat Ied 1441 Hijriah dilakukan di rumah masing-masing.

Berikut adalah tata cara Sholat Ied di rumah menurut Sunnah Nabi Muhammad ﷺ.

  1. Dianjurkan mandi sebelum melaksanakan Sholat Ied karena Nabi ﷺ mandi pada hari Jumat sebagai hari Ied-nya kaum muslimin. (HR. Ibnu Majah 1098)
  2. Dianjurkan makan sebelum sholat karena Ied merupakan hari berbuka. (HR. At-Tirmidzi 542, Ibnu Majah 1756)
  3. Waktu sholat Ied menurut jumhur Ulama dimulai sejak matahari meninggi (20 menit setelah terbit) sampai waktu zawal (matahari bergeser ke arah barat). Sholat Iedul Fithri pelaksanaannya lebih utama dita’khir (diundur) untuk memaksimalkan penyaluran zakat fitrah.
  4. Tidak ada adzan dan iqomah. (HR. Muslim 887)
  5. Tidak ada sholat qobliyah dan ba’diyah menurut pendapat yang rojih. (HR. Al-Bukhori 964 dan Muslim 2057)
  6. Mengatur shof. Apabila makmum hanya seorang laki-laki maka posisi makmum sejajar di sebelah kanan imam. Apabila makmum ada dua orang maka di belakang imam. Sedangkan wanita maka shofnya di belakang imam laki-laki. Apabila imamnya wanita dan makmumnya seorang wanita maka posisi makmum sejajar di sebelah kanan. Apabila makmum wanita lebih dari satu orang maka imam wanita posisinya berada di tengah makmum sejajar.
  7. Sholat Ied dikerjakan sebanyak 2 rakaat dengan 7 kali takbir pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua. (HR. Abu Dawud 1149). Tujuh kali takbir boleh termasuk takbirotul ihrom (takbir pembuka sholat) atau di luar takbirotul ihrom. Boleh dengan mengangkat tangan atau tanpa mengangkat tangan dalam hal ini ada keluasan.
  8. Membaca doa istiftah setelah takbirotul ihrom dan tidak ada dzikir tertentu di antara takbir zawa’id (tambahan). Namun jika seseorang ingin membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir boleh sebagaimana yang diriwayatkan sebagian Salaf.
  9. Pada rokaat pertama usai takbir zawa’id membaca ta’awwudz, surat Al-Fatihah, lalu dianjurkan membaca surat Qof atau surat Al-A’la. Sedangkan rokaat kedua setelah surat Al-Fatihah dianjurkan membaca surat Al-Qomar atau Al-Ghosyiyah. (HR. Muslim 878 & 891)
  10. Bagi yang sholat munfarid (sendirian) maka tidak ada khutbah di rumah. Bagi yang berjamaah dianjurkan berkhutbah menurut madzhab Syafiiyyah mengikuti perbuatan Nabi ﷺ dan para khulafa’ur Rosyidin. Sedangkan menurut madzhab Malikiyyah dan Hanabilah tanpa khutbah keadaannya sama seperti orang yang ketinggalan sholat Ied berdasarkan perbuatan Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu yang sholat Ied bersama keluarganya karena terlambat sholat bersama imam.

Sumber: Manhajulhaq

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan