Banner

Menang melawan corona

Ilustrasi. (ARadhwa)

“Kita adalah karya terbaik yang diciptakan oleh Allah ﷻ.”

Waktu pertama kali membaca kalimat itu di buku, aku langsung suka.

Kamu pasti tahu kan apa yang dimaksud “karya”?

Karya adalah hasil dari sesuatu yang kita buat. Misalnya, aku menulis esai dan menggambar ilustrasinya untuk situs jejaring indonesiawindow.com. Artinya, esai itulah karya aku, Radhwa.

Sahabatku di kelas, namanya Sophie, dia jago menggambar anime. Nah, gambar-gambar itulah karya Sophie.

Banner

Tapi, semua yang kita ciptakan itu hanyalah benda mati. Beda dengan semua makhluk yang diciptakan Allah ﷻ.

Dari semua yang Dia ﷻ ciptakan, mulai planet-planet, bulan, semesta alam, lautan, pohon hingga organisme paling kecil, yang terbaik adalah manusia.

Iya, kita ini! Kalian tahu kan, kenapa manusia disebut karya terbaik Allah ﷻ?

Kita adalah karya terbaik karena diciptakan Allah ﷻ dengan sempurna.

Malaikat aja “kalah”.  Karena malaikat punya akal, tapi tidak punya nafsu,  tidak tidur, tidak makan, dan tidak minum.

Binatang juga “kalah”. Karena meskipun mereka punya nafsu, mereka tidak punya akal dan pikiran.

Banner

Trus manusia gimana? Kita punya semuanya, termasuk akal dan nafsu. Yang ada pada malaikat dan hewan, ada juga pada diri kita. Makanya, kita-lah yang paling istimewa dari semua karya Allah ﷻ.

Istimewa

Di buku Korea berjudul “Ensiklopedia Anak Hebat Tubuh Kita” yang ditulis oleh Son Seung-hwi, disebutkan bahwa salah satu keistimewaan manusia dari pada hewan adalah daya ingat.

Di halaman 31 tertulis, “Setelah melahirkan dan merawat anaknya, induk hewan pasti dapat melupakan keturunannya. Sedangkan manusia akan terus mengingat anaknya sampai meninggal dunia. Karena manusia memiliki sistem saraf yang tinggi, maka daya ingatnya juga tinggi.”

Jadi, kita harus bersyukur karena diciptakan sebagai manusia, bukan diciptakan jadi seperti Hachiko, kucing peliharaan aku. Hehe…

Namun terkadang kita lalai bersyukur karena merasa punya banyak kekurangan.

Banner

Ada manusia yang terlahir nggak bisa melihat, nggak bisa berbicara, nggak punya kaki atau tangan.

Aku punya teman, sebut saja si A. Dia mengeluh tentang tubuhnya yang pendek.  Tapi, teman-teman lain yang tubuhnya tinggi juga mengeluh. Sebab kalau upacara hari Senin, yang tubuhnya tinggi pasti kepanasan. Mereka bilang lebih baik jadi pendek.

Aneh kan? Padahal kita adalah karya terbaik Allah ﷻ.

Jadi, jangan ngeluh lagi!

Dalam buku “Seni Bergaul Ala Rasul” karya Didi Junaedi, dikatakan bahwa secara fitrah manusia adalah makhluk mulia dan istimewa. Makanya, dalam pergaulan sehari-hari kita tidak boleh merendahkan apalagi menghina manusia lain. Di atas langit, masih ada langit.

Jika kita menghina orang lain, berarti kita menghina makhluk ciptaan Allah ﷻ.

Banner

Harusnya kita berterima kasih kepada Allah ﷻ.  Nggak boleh sering ngeluh.

Aku juga pernah dihina dan difitnah oleh teman sendiri. Aku sedih dan mengeluh, tapi sebentar aja. Malah, pengalaman yang nggak enak itu menginspirasi aku menulis dan menggambar.

Kata Abang Aan yang mahasiswa kedokteran, kita harus bersyukur karena kita adalah pemenang dari kurang lebih 3.000.000 benih yang berenang ke rahim ibu dengan cara berjuang.

Dari jutaan benih itu, cuma satu yang berhasil sampai di tujuan dan jadi embrio manusia. Nah, kita inilah pemenangnya.

Kalau lawannya adalah Corona yang ganas ini, bisakah  kita menang?

Menurutku bisa, karena manusia lebih hebat dari virus!

Banner

Penulis: ARadhwa Sagena Hasyim [murid kelas 6 di Samarinda, Kalimantan Timur; penulis novel berjudul ASGIT 1 & ASGIT 2; dan buku puisi-pantun berjudul “Sia-sia Saja Air Matamu”]

Komentar

18 Komentar
  1. Inspiratif, selama ini kita pasrah dan kalah karena Corona. Padahal kita pasti dan sangat bisa melawan Coroba

  2. Wah yg nulis ternyata Anak Kecil yg Berbakat….sukses terus Anak Kecil…salam..

  3. Manusia adalah karya terbaik Allah karena dianggap sempurna sebab diberikan akal, nafsu dan semuanya. Seharusnya kita diciptakan sebagai manusia memang seharusnya merasa bersyukur karena dapat merasakan menjadi makhluk yang dianggap karya terbaik Allah namun terkadang kita hanya menganggap itu hal yang biasa sehingga kita kurang bersyukur dan selalu ingin yang lebih.
    Jangan lupa bersyukur😇🙏🏻

  4. Semua yang ditulis oleh penulis bagus karena mengungkapkan hal hal positif. Termasuk motivasi untuk berjuang. Penulis mempertanyakan berbagai pertanyaan dan bisa menjawabnya dengan theology thinking

  5. Harus terus bersyukur dengan apa yang sudah Allah berikan kepada kita. Semangat terus ya💜

    1. Banyak sekali hal-hal positif yang bisa di ambil dari sini,dan ada juga yang berkaitan dengan Theology Thingking, terima kasih penulis, semangat terus dan semoga sukses karyanya

  6. Wah mantep banget tulisan nya 😍.
    Manusia memang sering mengeluh ,walaupun kita diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna di antara makhluk yang lain ,sifat mengeluh memang susah untuk di hilangkan 🙁 ..

  7. Terlalu sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain memang sering kali membuat kita lupa bahwa kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan istimewa:) Terimakasih banyak! Tulisannya mengingatkan saya untuk bersyukur.

  8. Sang penulis dengan jelas menuliskan mengapa kita harus insecure atau mengeluh terhadap suatu hal yang sudah ditakdirkan kepada kita padahal itu adalah versi terbaik yang diberikan Sang pencipta kepada kita sebagai makhluk yang paling sempurna. Oleh karenanya, mari kita lebih banyak bersyukur atas apa yang telah diberikan dan ditakdirkan kepada kita.

  9. Terimakasih buat penulis karena selalu menyebarkan hal yang positif dan sangat bermanfaat ~ semoga semakin sukses karya karyaanya , semangatt

  10. Aura positif penulis yang sampai ke saya
    Makin menegaskan bahwasanya manusia ialah karya terbaik sang pencipta. Namun sampai saat ini kita masih saja luput dari ketidakpuasaan dengan apa yg kita miliki saat ini. So,mari melihat sekitarmu apa kah saya pantas untuk mengeluh saat org lain masih susah untuk berteduh dibawah rintik hujan ataupun teriknya panas, mencari sesuap nasi disaat kita suka mubazir terhadap makanan, belanja sepuasnya disaat orang lain mengumpulkan uang untuk membeli selmbar pakaian

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan