Survei: Makin banyak orang Amerika tidak percaya Tuhan

Jakarta (Indonesia Window) – Jumlah warga Amerika Serikat yang tidak percaya pada Tuhan terus menanjak, sedangkan yang masih percaya pada Tuhan telah turun ke angka terendah dalam hampir 80 tahun terakhir, menurut jajak pendapat lembaga analitik Gallup yang diterbitkan pada Jumat (17/6).

Jajak pendapat Values ​​and Belief tahun ini adalah persentase terendah dalam tren Gallup sejak jajak pendapat publik pertama kali mengajukan pertanyaan tersebut pada tahun 1944.

Jajak pendapat tahun ini menemukan 17 persen orang Amerika mengatakan mereka tidak percaya pada Tuhan.

Ketika mengajukan pertanyaan itu pertama kali pada tahun 1944, lalu sekali lagi pada tahun 1947, dan masing-masing dua kali pada tahun 1950-an dan 1960-an, 98 persen responden yang konsisten mengatakan bahwa mereka percaya pada Tuhan. 

Ketika Gallup mengajukan pertanyaan tersebut hampir lima dekade kemudian, pada tahun 2011, 92 persen orang Amerika mengatakan bahwa mereka percaya pada Tuhan.

Sebuah survei berikutnya pada tahun 2013 menemukan kepercayaan pada Tuhan turun di bawah 90 persen menjadi 87 persen.

Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa kepercayaan pada Tuhan telah merosot ke titik paling dalam selama beberapa tahun terakhir di antara orang dewasa muda dan orang-orang di spektrum politik kiri, yaitu kaum liberal dan Demokrat.

Gallup mengatakan kelompok-kelompok itu menunjukkan penurunan 10 poin persentase atau lebih dibandingkan angka pada 2022 dengan rata-rata jajak pendapat 2013-2017. 

Sebagian besar subkelompok kunci lainnya telah mengalami setidaknya penurunan tingkat sedang, meskipun kaum konservatif dan orang dewasa yang sudah menikah pada dasarnya tidak mengalami perubahan, menurut Gallup.

Jajak pendapat menemukan kelompok dengan penurunan terbesar juga merupakan kelompok yang saat ini paling tidak mungkin untuk percaya pada Tuhan, termasuk liberal (62 persen), dewasa muda (68 persen) dan Demokrat (72 persen). 

Sebaliknya, kepercayaan kepada Tuhan paling tinggi ditemukan di antara kaum konservatif politik (94 persen) dan Partai Republik (92 persen), yang menurut Gallup mencerminkan “bahwa religiusitas merupakan penentu utama perpecahan politik di AS.”

Sumber: Fox News

Laporan: Redaksi