Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Protes disertai aksi kekerasan berkobar di beberapa kota di Italia pada Senin (26/10), menentang babak baru pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah guna mengekang penyebaran lanjutan virus corona.
Laporan Reuters menyebutkan setidaknya di dua kota besar, Milan dan Turin, terjadi perusakan oleh sekelompok pemuda.
Para pengunjuk rasa turun ke jalan hingga Treviso, Trieste, Viareggio, Latina, Roma, Napoli, Salerno, Palermo, Siracusa dan Catania.
Saksi mata mengatakan sejumlah toko mewah, termasuk toko busana Gucci, diobrak-abrik di Turin ketika kerumunan pemuda turun ke jalan setelah malam tiba, sembari melepaskan petasan besar.
Polisi menertibkan mereka dengan tembakan gas air mata saat kerumunan merangsek ke wilayah Piedmont.
Bentrokan juga terjadi di Milan, daerah yang paling parah terkena pandemik COVID-19 di Italia.
“Kebebasan, kebebasan, kebebasan,” teriak para demonstran saat mereka menghadapi polisi di pusat kota.
Pemerintah Italia pada Ahad (25/10) memerintahkan bar dan restoran tutup pukul 18.00, juga gym umum, bioskop, dan kolam renang guna memperlambat gelombang kedua infeksi virus corona yang melanda sebagian besar negara ini.
Sejumlah daerah, termasuk Lombardy dan Piedmont, juga memberlakukan jam malam.
Banyak pebisnis skala kecil yang mengatakan pembatasan baru dapat membuat mereka bangkrut, padahal mereka belum sepenuhnya pulih dari kerugian akibat penguncian (lockdown) pertama pada bulan Maret-April lalu.
Untuk meredakan ketegangan, pemerintah mengatakan akan menyampaikan langkah-langkah untuk mendukung bisnis yang akan dirugikan akibat diberlakukan pembatasan baru.
Laporan: Raihana Radhwa