‘Model Qilu’ dorong modernisasi pertanian Indonesia
Model Qilu yang komperehensif bagi modernisasi pertanian Indonesia diaplikasikan melalui inovasi pemuliaan, pemberdayaan teknologi, dan pengembangan platform industri.
Jinan, China (Xinhua/Indonesia Window) – Baru-baru ini, Pertemuan Pemilihan Produk Rantai Industri Pertanian Shandong China-Lampung Indonesia (China Shandong-Indonesia Lampung Agricultural Industry Chain Product Selection Meeting), sebuah acara yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama teknologi pertanian dan sinergi rantai industri antara China dan Indonesia, digelar di Jinan, Provinsi Shandong, China timur.
Berperan sebagai platform yang menghubungkan sumber daya dan perusahaan, Shandong Jingyi Big Data Technology Co., Ltd. bertindak sebagai jembatan untuk kolaborasi itu. Dalam acara tersebut, Li Huanling, kepala perusahaan itu, menyatakan bahwa proyek tersebut dikembangkan bersama oleh Poly Energy dan Provinsi Lampung, Indonesia, dengan rencana membudidayakan basis pertanian seluas 8.000 ekar. Proyek ini bertujuan untuk membangun platform guna memamerkan dan mengekspor mesin pertanian, pestisida, pupuk, dan input-input lainnya dari China ke Asia Tenggara. Melalui implementasi berbagai teknologi dan produk, proyek ini akan mendukung modernisasi pertanian Indonesia, meningkatkan level produksi, serta meningkatkan hasil panen maupun efisiensi.
*1 ekar = 0,4047 hektare
Didorong oleh Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra serta strategi ‘Pertanian Digital 2025’ Indonesia, teknologi pertanian China memasuki Asia Tenggara secara sistematis dan cerdas. Dalam kerja sama lintas batas ini, keahlian teknologi dari Shandong, sebuah provinsi pertanian utama di China, menyediakan ‘Model Qilu’ yang komperehensif bagi modernisasi pertanian Indonesia melalui inovasi pemuliaan, pemberdayaan teknologi, dan pengembangan platform industri.
Pada Maret 2021, empat varietas jagung baru, termasuk ‘IDCHN04’ dan ‘IDCHN07’, yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Jagung di bawah Akademi Ilmu Pertanian Shandong dan beberapa mitra melalui pemuliaan terlokalisasi di Indonesia, berhasil lolos sertifikasi nasional Indonesia. Hal ini menandai terobosan bagi China dalam menerapkan pemuliaan jagung lokal di luar negeri.
“Nama ‘IDCHN’ menggabungkan unsur-unsur dari Indonesia dan China, melambangkan kerja sama yang erat antara kedua negara,” kata Ding Zhaohua, peneliti di Institut Penelitian Jagung di bawah Akademi Ilmu Pertanian Shandong. Ding juga menjadi partisipan jangka panjang dalam sejumlah proyek kerja sama di Indonesia.
Di antara varietas tersebut, ‘IDCHN07’ menonjol karena ketahanannya yang tinggi terhadap penyakit utama jagung di Indonesia, yaitu embun bulu (downy mildew), serta potensinya dalam mencapai hasil panen yang tinggi. Dalam uji coba nasional di Indonesia, rata-rata hasilnya mencapai 793,34 kilogram per mu, menempati peringkat pertama di antara semua varietas yang diuji dan secara signifikan melampaui varietas populer lokal. Ding menyebutkan bahwa varietas seperti ‘IDCHN07’ telah menunjukkan kinerja yang baik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, membentuk model kerja sama solid yang dipandu oleh dukungan pemerintah, didorong oleh teknologi, dan diselaraskan dengan perkembangan industri.
Meski benih berkualitas tinggi sangat penting, manajemen lapangan yang tepat juga sama pentingnya. Musim panas ini, Wang Ming, seorang dosen muda di Fakultas Agronomi di Universitas Pertanian Qingdao, diundang untuk berpartisipasi dalam proyek kerja sama antara sebuah perusahaan China dan Pemerintah Provinsi Lampung, memberikan dukungan teknis untuk mendorong pengembangan industri jagung lokal.
Menurut Wang, dia terlibat secara mendalam dalam pemeriksaan lokasi dan pembangunan basis dalam proyek ini, mengusulkan rencana peningkatan hasil jagung berdasarkan konsep “benih berkualitas tinggi + teknik pengelolaan lahan yang tepat” yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Rencana tersebut mendapat dukungan kuat dari pemerintah setempat dan sedang diimplementasikan di lahan percobaan yang direncanakan seluas 750 ekar. Dengan memperkenalkan konsep dan teknologi produksi jagung canggih dari China, skema ini bertujuan untuk secara efektif meningkatkan produktivitas pertanian lokal dan mendorong kerja sama pertanian internasional.
Tahun ini menandai peringatan 75 tahun terbentuknya hubungan diplomatik antara China dan Indonesia serta peringatan 70 tahun Konferensi Bandung. Direpresentasikan oleh kontribusi Shandong, ‘kearifan China’ dan ‘solusi China’ sedang mengakar di Asia Tenggara, menggunakan teknologi sebagai mesin penggerak untuk mendorong kerja sama pertanian antara kedua negara menuju tahap baru yang saling menguntungkan dan berkembang bersama.
Laporan: Redaksi

.jpg)








