Banner

Tim ilmuwan China kembangkan metode penyuntingan gen untuk kurangi tinggi tanaman jagung

Foto udara dari yang diabadikan menggunakan ‘drone’ ini menunjukkan para pemanen bekerja di ladang jagung di Desa Yanjia di wilayah Guangrao, Provinsi Shandong, China timur, pada 1 Oktober 2024. (Xinhua/Liu Yunjie)

Teknik penyuntingan gen bertujuan untuk mengurangi tinggi tanaman jagung, sehingga memungkinkan terciptanya varietas yang pendek, berdensitas tinggi, dan tidak mudah rebah atau tumbang.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Tim ilmuwan China berhasil mengembangkan sebuah teknik penyuntingan gen untuk mengurangi tinggi tanaman jagung, sehingga memungkinkan terciptanya varietas yang pendek, berdensitas tinggi, dan tidak mudah rebah atau tumbang. Demikian menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Plant Biotechnology Journal.

Jagung, tanaman sereal yang paling banyak diproduksi di dunia, sangat penting bagi ketahanan pangan global. Meski peningkatan densitas penanaman merupakan strategi utama untuk menggenjot hasil panen, kemajuan dalam mengembangkan tanaman yang lebih pendek dan lebih kokoh sebelum ini mengalami hambatan akibat kurangnya sumber daya genetik.

Penelitian ini dilakukan oleh Institut Penelitian Bioteknologi, yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS), melalui kerja sama dengan Universitas Pertanian Anhui dan Universitas Pertanian China Selatan. Penelitian tersebut berfokus pada modifikasi gen Br2 melalui penyuntingan gen tertarget. Para peneliti merancang sebuah vektor knockout untuk gen Br2 dan mengidentifikasi tujuh galur transgenik dengan mutasi yang berbeda pada varietas jagung hasil perkawinan sekerabat (varietas inbrida/inbred variety).

Eksperimen hibridisasi menunjukkan bahwa seluruh 28 keturunan hibrida yang berasal dari persilangan dengan galur inbrida elite menghasilkan keturunan kerdil. Untuk mempercepat pemuliaan, tim mengembangkan sistem penyuntingan genom yang dimediasi oleh penginduksi haploid, sehingga memungkinkan konversi tanaman haploid tersunting menjadi galur haploid ganda yang stabil dalam dua generasi. Tiga galur inbrida elite yang diberi perlakuan dengan sistem ini menunjukkan penurunan tinggi tanaman yang signifikan.

Banner

“Metode ini memungkinkan modifikasi tinggi tanaman secara cepat dan tepat di berbagai latar belakang genetik,” tutur Wang Baobao, penulis koresponden dalam studi itu sekaligus peneliti di CAAS. “Metode ini memberikan dukungan teknis yang sangat penting bagi pemuliaan varietas jagung yang dioptimalkan untuk penanaman yang rapat dan tidak mudah rebah.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan