Dampak RCEP terhadap Vietnam terlihat dari meningkatnya partisipasi negara itu dalam rantai pasokan regional, mencakup komoditas seperti tekstil, garmen, mobil, dan beberapa produk elektronik.
Hanoi, Vietnam (Xinhua) – Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) akan membantu Vietnam memperkuat partisipasinya dalam rantai pasokan regional, lapor Vietnam News Agency (VNA) pada Jumat (11/11), mengutip sebuah laporan baru.
Laporan mengenai dampak RCEP terhadap Vietnam dalam hal pembentukan rantai pasokan di negara itu dirilis oleh Pusat Informasi dan Proyeksi Sosial Ekonomi Nasional (National Center for Socioeconomic Information and Forecast/NCIF) Vietnam bersama dengan yayasan asal Jerman Konrad-Adenauer-Stiftung di Vietnam pada Kamis (10/11).
Dengan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) yang ditandatangani di antara negara-negara anggota, beberapa kelompok komoditas seperti komponen elektronik, tekstil, dan garmen dapat diperdagangkan di antara anggota RCEP dengan tarif yang sangat rendah, kata laporan itu.
Tarif telah dipangkas untuk beberapa barang yang rantai pasokannya terlibat secara luas di Vietnam seperti tekstil, garmen, mobil, dan beberapa produk elektronik. Penerapan rules of origin yang konsisten di bawah RCEP akan membantu negara itu meningkatkan keterlibatannya dalam rantai pasokan regional. Rules of origin merupakan mekanisme yang digunakan untuk menentukan asal barang.
Pergeseran rantai pasokan ke Vietnam yang sudah berlangsung berkat FTA bilateral atau dalam kerangka kerja Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Plus 6 akan lebih dipromosikan oleh RCEP. Arus masuk investasi asing langsung juga diperkirakan akan semakin meningkat ketika para investor besar di kawasan tersebut meningkatkan spesialisasi untuk mengembangkan rantai pasokan, menurut laporan tersebut.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa RCEP akan memberikan peluang bagi Vietnam untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas dengan memfasilitasi perluasan pasar, menarik investasi ke sektor manufaktur hulu, dan meningkatkan spesialisasi dalam industri yang dikuasai Vietnam. Pada gilirannya, hal tersebut akan menarik lebih banyak investasi asing langsung dalam rantai pasokan ke negara itu dan membantu perusahaan-perusahaan domestik terlibat lebih jauh dalam rantai global.
Luong Van Khoi, Wakil Direktur NCIF yang berada di bawah naungan Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam, mengutip laporan yang mengatakan bahwa RCEP akan menghasilkan banyak dampak positif pada ekonomi regional.
Harmonisasi rules of origin mungkin menjadi hal terpenting, yang memungkinkan akumulasi asal, menciptakan banyak peluang dan manfaat untuk ekspor di internal blok, ungkapnya.
Mulai berlaku pada Januari 2022, kesepakatan perdagangan RCEP terdiri dari 15 negara Asia-Pasifik termasuk 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta lima mitra dagang mereka, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Laporan: Redaksi