Militer Israel akan tetap melanjutkan operasinya di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, “sesuai rencana,” usai perundingan gencatan senjata Israel-Hamas yang diadakan di Kairo, Mesir, gagal mencapai kesepakatan.
Yerusalem (Xinhua) – Militer Israel akan tetap melanjutkan operasinya di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, “sesuai rencana,” usai perundingan gencatan senjata Israel-Hamas yang diadakan di Kairo, Mesir, gagal mencapai kesepakatan pada Kamis (9/5), demikian disampaikan seorang pejabat Israel kepada Xinhua.
Sementara itu, koresponden Xinhua yang meliput perkembangan situasi tersebut melaporkan adanya pengerahan pasukan Israel di perbatasan dengan Rafah.
Pejabat Israel yang enggan disebutkan namanya itu membenarkan bahwa delegasi Israel telah meninggalkan Kairo usai melaksanakan pembicaraan dengan negosiator Hamas, Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar mengenai kesepakatan untuk mengakhiri konflik dan mengamankan pembebasan para sandera di Gaza.
Pejabat itu tidak menjelaskan lebih lanjut apakah Israel akan memperluas agresinya ke lebih banyak wilayah di Rafah, ujung paling selatan Gaza, di mana sekitar 1,2 juta pengungsi internal Palestina saat ini berlindung.
Menurut kantor berita milik negara Israel, Kan TV, perundingan sempat terhenti menyusul serangan darat Israel yang terus berlanjut di Rafah.
Kabinet perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan menggelar pertemuan pada Kamis untuk membahas kelanjutan operasi di Rafah.
Mengomentari keputusan Presiden AS Joe Biden yang berniat menghentikan sementara beberapa pengiriman senjata ke Israel jika Israel tetap melanjutkan serangannya ke Kota Rafah, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan mereka memiliki persenjataan yang cukup untuk melanjutkan operasinya di Gaza.
“IDF memiliki persenjataan untuk operasi yang direncanakan, maupun untuk operasi di Rafah,” kata Juru Bicara IDF Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan. “Kami memiliki apa yang kami butuhkan,” tegasnya.
“AS sejauh ini telah memberikan bantuan keamanan kepada Israel dan IDF dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambah Hagari, seraya menambahkan bahwa “sekalipun ada perbedaan pendapat di antara kami, kami akan menyelesaikannya di forum tertutup.”
Laporan: Redaksi