Menteri keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa para menteri keuangan APEC membahas risiko konflik Israel-Palestina terhadap prospek ekonomi global.
San Francisco, AS (Xinhua) – Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen pada Senin (13/11) mengatakan bahwa keterlibatan AS-China baru-baru ini telah membawa kedua pihak “ke jalur yang tepat.”
“Mengelola hubungan ekonomi AS-China secara bertanggung jawab” telah menjadi “prioritas utama” sepanjang waktunya di San Francisco, kata Yellen kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers usai Pertemuan Menteri Keuangan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC).
Yellen mengungkapkan bahwa dirinya bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng pekan lalu, dan menggelar “pertemuan produktif” dengan Menteri Keuangan China yang baru Lan Fo’an pekan ini.
“Presiden Biden dan saya sangat yakin dalam mendorong nilai-nilai yang kami pegang bersama sekutu dan mitra kami di Asia-Pasifik dan sekitarnya, sembari mengupayakan hubungan ekonomi yang sehat dan stabil dengan China,” ujar menteri keuangan AS itu.
Ke depan, kata Yellen, “Kami berharap dapat membangun landasan yang telah kami letakkan untuk lebih memperdalam komunikasi, menstabilkan hubungan, dan membuat kemajuan dalam isu-isu utama.”
“Ada kerja keras yang harus kami lakukan, namun saya yakin keterlibatan kami di sini telah membawa kami ke jalur yang tepat,” tuturnya.
Dalam konferensi pers tersebut, Yellen menyoroti bahwa perekonomian APEC merupakan “pusat ekonomi global dan masa depan ekonomi dunia kita.”
“Kerja sama antara ekonomi APEC juga merupakan kunci untuk mengatasi tantangan yang kita semua hadapi, termasuk ancaman perubahan iklim yang mendesak,” ungkapnya.
Menteri keuangan AS itu juga mengatakan kepada wartawan bahwa para menteri keuangan APEC membahas risiko konflik Israel-Palestina terhadap prospek ekonomi global.
“Kami belum benar-benar menyaksikan banyak dampak ekonomi dari apa yang terjadi, namun kami khawatir dan secara luas memandang penting hal tersebut agar tidak berkembang,” ujar Yellen.
Laporan: Redaksi