Banner

BRI cerminkan komitmen China terhadap kerja sama dan pembangunan bersama

Seorang teknisi dari China Railway Group Limited bekerja dengan pria asal Bangladesh terkait Proyek Jalur Kereta Jembatan Padma (Padma Bridge Rail Link Project) di Dhaka, Bangladesh, pada 2 Mei 2023. (Xinhua)

Belt and Road Initiative (BRI), yang diusulkan oleh China pada 2013 lalu, menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir, mewakili upaya luar biasa China untuk menumbuhkan konektivitas, kerja sama perdagangan, dan ekonomi pada skala global.

 

Dhaka, Bangladesh (Xinhua) – Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) mencerminkan komitmen China untuk menumbuhkan kerja sama global dan pembangunan bersama, kata seorang pakar asal Bangladesh.

BRI, yang diusulkan oleh China pada 2013 lalu, menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir, mewakili upaya luar biasa China untuk menumbuhkan konektivitas, kerja sama perdagangan, dan ekonomi pada skala global, ujar Nasim Mahmmud, direktur eksekutif Center for East Asia Foundation (CEAF), lembaga penelitian independen nirlaba dan nonpolitik, dalam sebuah sesi wawancara dengan Xinhua belum lama ini.

Menurut pakar tersebut, proyek tersebut mendorong pertukaran budaya, membantu pembangunan infrastruktur regional, dan meningkatkan integrasi regional, yang seluruhnya mendorong kemakmuran bersama di antara negara-negara partisipan.

“Terutama, bisnis-bisnis China memegang peranan penting di Bangladesh, menghadirkan teknologi mutakhir, pengetahuan, dan investasi ke berbagai bidang,” imbuh Nasim.

Banner

Nasim, yang juga menjabat sebagai pemimpin redaksi Belt and Road Magazine, menyampaikan bahwa proyek-proyek infrastruktur signifikan, termasuk jalan, jembatan, dan pembangkit listrik, terwujud berkat kehadiran China, yang mempercepat kemajuan ekonomi dan meningkatkan standar hidup warga Bangladesh.

Terdapat 27 proyek China dalam bidang pembangkit listrik dan energi, memastikan bauran energi Bangladesh didiversifikasi. Selain itu, terdapat juga 12 proyek jalan raya, 21 jembatan, dan tujuh jalur kereta yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan China di Bangladesh, tunjuk Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan-Perusahaan China di Bangladesh baru-baru ini.

Menurut laporan itu, perusahaan-perusahaan China di Bangladesh menyediakan sekitar 550.000 lapangan kerja di negara Asia Selatan tersebut, yang menggenjot penyerapan tenaga kerja di kalangan warga lokal secara signifikan.

Pendekatan kolaboratif dan kemitraan mereka dengan perusahaan-perusahaan setempat mendorong pertukaran pengetahuan, pengembangan keterampilan, penciptaan peluang kerja yang sangat besar, dan transfer teknologi, memberdayakan Bangladesh untuk memaksimalkan keuntungan yang dihadirkan keahlian China, imbuh Nasim.

Menyebut pemberlakuan bebas bea terhadap 98 persen lini tarif (tariff line) barang-barang asal Bangladesh yang diekspor ke China, Nasim menuturkan bahwa “jika kami dapat meningkatkan kapasitas kami, Bangladesh akan mampu meraup miliaran dolar AS lewat pemanfaatan fasilitas bebas bea yang disediakan oleh China.”

BRI juga menjanjikan peluang bagi perusahaan-perusahaan China untuk terlibat lebih lanjut dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, serta wadah pemikir (think tank) dan akademisi di Bangladesh, kata pakar tersebut.

Banner

Menyoroti kerja sama yang lebih baik bagi kedua pihak di masa mendatang, dia menekankan perlunya mendorong komunikasi yang efektif. Selain itu, mengedepankan pemahaman antarbudaya antara perusahaan China dan para pemangku kebijakan setempat merupakan hal yang vital.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa dialog terbuka, kerja sama, dan pendirian platform bersama dapat mengatasi kekhawatiran, mendorong pertukaran pengetahuan, dan memfasilitasi peningkatan yang kontinu.

“Dengan memberikan insentif untuk transfer teknologi, pengembangan talenta, dan praktik yang berkelanjutan, Bangladesh dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perusahaan-perusahaan China untuk berkembang dan memperkuat hubungan bilateral demi kepentingan kedua negara,” ujar pakar tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan