Jakarta (Indonesia Window) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan pemanfaatan sumber-sumber energi bersih di tanah air pada acara the 11th Clean Energy Ministerial Meeting (CEM11) dan the 5th Mission Innovation (MI-5) yang digelar virtual.
“Kami memiliki potensi energi terbarukan yang besar, mencapai 400 gigawatt. Sangat penting bagi kami untuk mengatur sistem pemanfaatan energi. Kami melakukan langkah-langkah strategis dalam memanfaatkan sumber-sumber energi ini,” ujar Arifin pada Selasa (22/9).
Langkah pertama yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah mengoptimalkan penggunaan sumber energi domestik, misalnya dengan mengganti pembangkit listrik tenaga diesel dengan sumber energi bersih, seperti gas dan energi terbarukan.
“PT PLN tengah meluncurkan program konversi dari pembangkit listrik bertenaga diesel menjadi energi terbarukan dengan kapasitas 2 gigawatt di lebih dari 2.000 lokasi di seluruh negeri,” jelas Arifin.
Langkah yang kedua adalah melakukan efisiensi energi, baik di sisi suplai maupun permintaan, terutama pada gedung dan industri.
Selanjutnya, Arifin menyebutkan, Indonesia juga mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari 84,3 persen menjadi 98,8 persen, khususnya untuk mendukung program elektrifikasi di daerah terluar dan terpencil.
“Saat ini kami sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung terbesar di Waduk Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 megawatt. Proyek ini akan meningkatkan bauran energi di sistem kelistikan Jawa-Bali secara signifikan,” jelasnya.
Selain itu, Indonesia juga berupaya mengurangi emisi dari pembangkit listrik dengan sumber batu bara. “Kami juga mendorong penggunaan clean coal technology dan biomass co-firing with coal untuk mengurangi emisi,” imbuhnya.
Indonesia memiliki sumber biomassa yang sangat besar dari hasil hutan, pertanian dan sampah yang dapat mengganti energi fosil.
Dengan mengembangkan biofuel, Indonesia secara bertahap mengurangi penggunaan sumber energi fosil dengan biodiesel dan membangun green refinery (kilang) untuk memaksimalkan potensi sawit yang dimiliki.
Arifin juga menegaskan, bersama negara anggota CEM, Indonesia siap untuk berpartisipasi dalam program Biofuture Platform Initiative in Accelerating the Transition to a Sustainable Low-Carbon Bioeconomy, dengan mendorong penggunaan potensi bioenergi di Indonesia.
Guna mendukung komitmen global dalam mengurangi emisi, Indonesia telah menetapkan target 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia pada 2025.
Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 dan 41 persen sesuai dengan skenario mitigasi.
“Untuk mencapai target yang ambisius tersebut, Pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan dan bantuan dari rekan-rekan di seluruh dunia,” ujarnya.
Di saat bersamaan, untuk meningkatkan investasi energi terbarukan, Indonesia tengah mempersiapkan kebijakan tarif yang menarik dalam pengembangan energi terbarukan dan melakukan program Government Drilling untuk membantu pengembang dalam melakukan eksplorasi panas bumi.
Arifin menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk membangun kolaborasi global guna mendukung pemulihan ekonomi dunia.
“Indonesia sangat mengapresiasi kerja sama dengan anggota CEM. Pandemik COVID-19 hendaknya dapat menjadi momentum bagi kita semua untuk mempromosikan energi bersih, energi terbarukan, dan efisiensi energi. Kami berkomitmen untuk berkolaborasi dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia, meredakan dampak pandemik, dan mempercepat transisi energi bersih secara global,” pungkasnya.
Laporan: Redaksi