Manfaat vitamin D telah dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 sebesar 15 persen, namun harus disertai penerapan hidup sehat dan mengonsumsi makanan yang tepat.
Jakarta (Indonesia Window) – Mengonsumsi suplemen vitamin D oleh individu pradiabetes telah dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 sebesar 15 persen, sebut sebuah ulasan baru-baru ini.
Sejumlah dokter di Uni Emirat Arab (UEA) mempertimbangkan topik ini dengan salah satunya mengatakan, mungkin meresepkan dosis vitamin D yang lebih tinggi untuk pasien yang berisiko terkena diabetes tipe 2 dan yang lain menyoroti pentingnya menjaga kadar vitamin D tetap terkendali.
“Studi ini akan berdampak pada praktik klinis saya,” kata Dr. Bashar Sahar, ahli endokrinologi di Rumah Sakit Jerman Saudi di Dubai kepada Al Arabiya English.
“Sekarang saya akan mempertimbangkan untuk memberikan dosis harian Vitamin D yang lebih tinggi kepada pasien pradiabetes,” tambahnya.
Prediabetes berhubungan dengan orang dengan kadar gula darah tinggi, yang berisiko tinggi terkena diabetes.
Ashwin Pankajakshan, ahli endokrin di NMC Royal Hospital Dubai, mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa penelitian tersebut menunjukkan bahwa dokter harus “memperhatikan kadar vitamin D” dalam merawat pasien yang berisiko diabetes.
“Dengan data ini kami akan meminta pasien pradiabetes untuk memeriksakan kadar darahnya agar kami dapat menjaga vitamin D mereka pada tingkat optimal,” katanya.
Dr. Naji Jameel Aljohani, konsultan ahli endokrinologi di King Fahad Medical City di Riyadh, Arab Saudi, mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa saran ini penting untuk orang dewasa maupun anak-anak dan dapat “meningkatkan resistensi insulin,” sesuatu yang sangat penting untuk mencegah diabetes.
Dia juga mencatat bahwa waktu terbaik bagi orang untuk menyerap vitamin secara alami adalah keluar di bawah sinar matahari antara jam 9 pagi dan 3 sore. Pankajakshan juga menyoroti perlunya berkonsultasi dengan dokter dengan benar, sehingga orang memastikan mereka mengonsumsi vitamin D dengan dosis yang tepat.
“Vitamin D aman jika dikonsumsi dengan cara yang tepat, tetapi jika seseorang overdosis, dapat menimbulkan masalah,” kata Pankajakshan.
Konsekuensi utama keracunan vitamin D adalah penumpukan kalsium dalam aliran darah yang dapat menyebabkan mual dan muntah dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah ginjal.
Diet dan gaya hidup sehat sama pentingnya.
“Vitamin D membantu mencegah diabetes, tetapi kita harus memastikan bahwa kita mengikuti gaya hidup sehat (dan) makan makanan yang tepat,” kata Hanan Ibrahim Khatib, ahli diet klinis, dan ahli gizi di Rumah Sakit Al Sharq di Fujairah kepada Al Arabiya English.
Khatib menambahkan bahwa dia menyarankan pasiennya untuk mendapatkan manfaat vitamin D yang cukup melalui sumber alami termasuk sinar matahari, minyak ikan cod, jamur dan kuning telur.
Laporan: Redaksi