Jakarta (Indonesia Window) – Tuna adalah salah satu produk makanan laut terbesar dengan lebih dari 4.490.000 juta ton ekor telah dipancing di seluruh dunia pada 2011.
Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang 13 persen produksi tuna global sebanyak 591.000 juta ton, menurut Organisasi Pangan Dunia (FAO).
Karenanya, data biota laut, terutama keberadaan dan perkembangan tuna di Indonesia menjadi salah satu perhatian ekspedisi TRIUMPH yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama lembaga oseanografi China, the First Institute of Oceanography, dan Departemen Ilmu Pengetahuan Atmosfer dan Samudera Universitas Maryland, Amerika Serikat.
Etape pertama ekspedisi tersebut yang berlangsung pada 18 November-24 Desember 2019, melewati meliputi perairan Teluk Jakarta, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa, dan berlabuh di Tanjung Wangi, Jawa Timur menunjukkan bahwa tuna berkembangan baik di daerah selatan Jawa.
“Sampai saat ini belum ada data di area mana saja tuna itu berkembang. Sementara ini kita baru dapat melihat di selatan Jawa, tuna itu membesar,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hananto di Jakarta baru-baru ini.
Dia menambahkan, ada beberapa daerah di perairan selatan Jawa yang menjadi tempat perkembangbiakan tuna.
Sementara itu, ekspedisi yang dilakukan dengan kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI tersebut juga mengamati aliran sampah plastik di laut yang terbawa arus dari selat Makassar hingga ke selatan Jawa.
“Dengan data yang didapatkan, selanjutnya kita akan melihat lebih detail bagaimana nasib sampah plastik di laut, dan bagaimana efeknya terhadap ikan,” ujarnya.
Nugroho menjelaskan, mikroplastik di perairan ini akan dihubungkan dengan kandungan plastik di saluran kelamin ikan.
“Harus kita perhatikan agar larva ikan tidak rusak, agar kita bisa optimalkan wilayah kerja perikanan di Indonesia,” tambahnya.
Ekspedisi Transport Indonesian Seas, Upwelling, Mixing Physics (TRIUMPH) atau Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dimulai pada 18 November sampai 25 Desember 2019, meliputi perairan selatan Jawa, Selat Bali hingga Selat Makasar.
Laporan: Redaksi