Banner

Analis perkirakan lebih banyak lapangan kerja akan hilang di AS tahun depan

Seorang kurir berjalan melewati sebuah gedung perkantoran yang dilapisi dengan multiplek di Washington DC, Amerika Serikat, pada 19 November 2020. (Xinhua/Liu Jie)

Laju pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berkurang setengahnya pada kuartal keempat tahun ini, dan sekitar 175.000 pekerjaan akan hilang per bulan selama kuartal pertama 2023.

 

New York City, AS (Xinhua) – Laju pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berkurang setengahnya pada kuartal keempat tahun ini, menurut laporan CNN, mengutip analisis dari Bank of America.

Ketika Federal Reserve AS terus berjuang melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga pada laju tercepat dalam 40 tahun terakhir, bursa kerja akan menghadapi tekanan yang meningkat dan pasar kerja yang sangat kuat pada September lalu hampir tidak akan bertahan hingga tahun depan, kata laporan yang diterbitkan pada pekan lalu itu.

Nonfarm payroll (NFP) akan mulai menyusut awal tahun depan, yang mungkin muncul seiring hilangnya sekitar 175.000 pekerjaan per bulan selama kuartal pertama, kata bank tersebut, menunjukkan hilangnya pekerjaan semacam itu akan terus berlanjut di sebagian besar tahun 2023.

“Mereka akan menerima sejumlah kelemahan di pasar tenaga kerja untuk menurunkan inflasi,” tutur Michael Gapen, kepala ekonom AS di Bank of America, kepada CNN dalam sebuah wawancara telepon.

Gapen memperkirakan tingkat pengangguran akan naik menjadi sekitar 5 persen atau 5,5 persen selama tahun depan.

“Kami memperkirakan terjadinya resesi yang akan dimulai pada paruh pertama tahun depan,” kata Gapen.

Laju pertumbuhan lapangan kerja
Seorang penjaga keamanan berdiri di luar sebuah toko di Times Square di New York City, Amerika Serikat, pada 14 Februari 2022. (Xinhua/Wang Ying)

Sementara itu, pada awal Oktober lalu, National Public Radio (NPR) mengutip para ekonom yang menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja di AS saat ini lebih rendah dibanding setahun lalu, dan ini pada akhirnya dapat berdampak besar terhadap kesejahteraan negara itu.

Tahun ini, produktivitas AS turun 4,1 persen dalam basis yang disetahunkan, penurunan terbesar sejak pemerintah mulai melakukan pencatatan tersebut pada 1948. Sejak saat itu, angkanya terus meningkat dengan stabil, sampai penurunan yang terjadi baru-baru ini.

Kelesuan ekonomi terjadi di kalangan pekerja setelah berbagai peristiwa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, kata Julia Pollak, kepala ekonom ZipRecruiter, dan kelesuan itu terlihat dalam data yang ada.

Hampir 20 juta orang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam hitungan pekan saat pandemik merebak, terlepas dari apakah mereka memiliki etos kerja yang kuat, kinerja atau loyalitas yang baik kepada perusahaan, menurut laporan itu.

Kemudian, tren ekonomi bergeser hanya dalam hitungan bulan, dan perusahaan-perusahaan mendadak kesulitan untuk merekrut karyawan. Pemecatan dan PHK mencapai level terendah dalam sejarah. Karyawan yang masih bekerja di perusahaan saat ini sering kali bekerja sampai mengalami kelelahan yang parah, para pekerja pemula dengan pengalaman yang lebih sedikit direkrut dengan upah yang lebih tinggi, dan perusahaan mengabaikan hal-hal yang dapat membuat para pekerja kehilangan pekerjaan mereka di masa lalu.

Semua itu membuat para pekerja merasa seperti hubungan antara bekerja keras dan pemberian apresiasi telah rusak, kata Pollak, seraya mengatakan bahwa “itu benar-benar mengecewakan bagi pekerja dengan kinerja terbaik.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan