Jakarta (Indonesia Window) – Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz bin Salman, mengatakan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ akan meningkatkan produksi “jika ada permintaan.”
Dia mengindikasikan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan seperti apa kesepakatan OPEC+ yang baru, mengingat ketidakpastian pasar.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times pada hari Ahad (22/5), Abdulaziz mengatakan bahwa Riyadh berharap untuk mencapai kesepakatan dengan OPEC+, yang mencakup Rusia.
Dia menekankan bahwa “dunia harus menghargai nilai aliansi produsen”. Dia menyalahkan kenaikan harga minyak karena kurangnya kapasitas penyulingan global dan pajak.
“Dunia kehilangan sekitar empat juta barel kapasitas penyulingan, sebanyak 2,7 juta sejak awal wabah COVID-19,” ujarnya.
Menteri Abdulaziz menegaskan, politik harus dijauhkan dari OPEC+.
“Aliansi akan diperlukan untuk menerapkan ‘penyesuaian teratur’ apa pun di masa depan di tengah ketidakpastian karena penguncian yang disebabkan oleh COVID-19 di China, pertumbuhan global, dan rantai pasokan,” imbuhnya.
Pemerintah negara-negara harus mendorong industri untuk berinvestasi dalam hidrokarbon bahkan ketika negara-negara beralih ke sumber energi yang lebih bersih untuk mengurangi kemacetan dalam produksi dan kapasitas kilang, kata menteri.
Sumber: Saudi Press Agency
Laporan: Redaksi