Kualitas udara di Dhaka dan area-area sekitarnya telah memburuk ke tingkat yang tidak sehat dan terkadang berbahaya, dengan level indeks kualitas udara (air quality index/AQI) tercatat di atas 250.
Dhaka, Bangladesh (Xinhua/Indonesia Window) – Pemerintah sementara Bangladesh mengimbau warga yang memiliki risiko kesehatan pribadi untuk tidak meninggalkan rumah akibat memburuknya polusi udara di Dhaka, ibu kota Bangladesh, dan tempat-tempat lain di negara tersebut, seraya menyarankan warga untuk mengenakan masker saat berada di luar ruangan.
Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Perubahan Iklim Bangladesh mengeluarkan imbauan tersebut dalam sebuah rilis di Dhaka pada Selasa (10/12), yang mengatakan bahwa kualitas udara di Dhaka dan area-area sekitarnya telah memburuk ke tingkat yang tidak sehat dan terkadang berbahaya, dengan level indeks kualitas udara (air quality index/AQI) tercatat di atas 250.
“Dalam situasi ini, masyarakat disarankan untuk mengenakan masker saat berada di luar ruangan, sementara individu yang sensitif diminta untuk tidak keluar rumah kecuali benar-benar diperlukan,” papar imbauan itu.
Mengendalikan polusi udara merupakan proses yang memakan waktu. Namun, pemerintah mendesak semua pemangku kepentingan terkait untuk memperluas kerja sama yang memungkinkan sehubungan dengan hal ini, tambah imbauan tersebut.
Dengan skor AQI berada di angka 241 pada Selasa pukul 09.00 waktu setempat, Dhaka menduduki peringkat pertama dalam daftar kota dengan udara paling tercemar.
AQI antara 151-200 dikategorikan sebagai “tidak sehat”, 201-300 dikategorikan sebagai “sangat tidak sehat”, sedangkan 301-400 dikategorikan sebagai “berbahaya”, yang menimbulkan risiko kesehatan serius bagi penduduk.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 7 juta orang di seluruh dunia meninggal karena polusi udara setiap tahun, sebagian besar merupakan dampak dari meningkatnya angka kematian akibat strok, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan akut.
Laporan: Redaksi