Jumlah kasus baru HIV/AIDS di ibu kota China, Beijing, tercatat 1.462, mulai dari Januari hingga Oktober 2022, atau turun 11,61 persen (yoy), dengan penularan melalui hubungan seksual menjadi penyebab atas 96,99 persen kasus baru dalam periode 10 bulan itu.
Beijing, China (Xinhua) – Beijing mencatat penurunan secara tahunan (year on year/yoy) kasus baru HIV/AIDS dalam 10 bulan pertama 2022, seperti disampaikan otoritas kesehatan kota itu pada Kamis (1/12).
Jumlah kasus baru HIV/AIDS di ibu kota China itu tercatat 1.462, mulai dari Januari hingga Oktober 2022, atau turun 11,61 persen (yoy), menurut Komisi Kesehatan Kota Beijing.
Penularan melalui hubungan seksual menjadi penyebab atas 96,99 persen kasus baru HIV/AIDS dalam periode 10 bulan itu, kata pihak komisi.
Saat ini, Beijing memiliki 26.013 pengidap HIV dan pasien AIDS.
Sejak kasus pertama dilaporkan pada 1985 silam, ibu kota tersebut telah mencatat total 39.018 kasus HIV/AIDS per akhir Oktober, tambah komisi itu.
Mengakhiri AIDS
Meskipun Beijing melaporkan sedikit kasus baru HIV/AIDS, Presiden Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Csaba Korosi pada Rabu (30/11) menyatakan bahwa target untuk mengakhiri AIDS pada 2030 “sudah sangat keluar jalur.”
Dalam sebuah pesan untuk memperingati Hari AIDS Sedunia, yang jatuh pada 1 Desember, Korosi mengatakan target untuk mengakhiri AIDS pada 2030 sudah sangat keluar jalur, dengan “ketidaksetaraan, diskriminasi, dan pengabaian hak asasi manusia telah menghambat kemajuan kita.”
“Kita harus mengatasi tantangan-tantangan yang telah menjadikan HIV/AIDS sebagai krisis kesehatan global selama lebih dari 40 tahun,” katanya.
Terdapat jalur berbasis sains yang dapat diambil untuk mengakhiri AIDS, tetapi sayangnya tidak semua pihak dapat mengakses jalur itu, lanjut Korosi.
Jika masyarakat internasional bertindak, 3,6 juta kasus baru infeksi HIV dan 1,7 juta kematian yang berkaitan dengan AIDS akan dapat dicegah dalam 10 tahun ini, tuturnya.
Deklarasi Politik 2021 Sidang Majelis Umum PBB tentang AIDS memuat komitmen dan target global untuk 2025 yang ambisius, tetapi memungkinkan untuk dicapai oleh pemerintah dan masyarakat, papar Korosi, seraya menyerukan kepada semua negara anggota dan pemangku kepentingan untuk membarui kembali komitmen politik dan keuangan mereka guna mengakhiri AIDS.
Laporan: Redaksi