Krisis perumahan di California memengaruhi semua orang, tetapi para pendidik di Bay Area menghadapi tantangan yang sangat berat karena biaya hidup di wilayah tersebut sangat tinggi.
Sacramento, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Di California, negara bagian dengan penduduk tertinggi dan jumlah murid sekolah terbanyak di Amerika Serikat (AS), sekolah-sekolah negeri telah meningkatkan upaya untuk mengatasi krisis yang semakin berkembang, yakni pasar perumahan yang tidak terjangkau yang mendorong para guru meninggalkan negara bagian tersebut.
Para pihak berwenang di California sudah mencari berbagai solusi inovatif untuk mencegah para pendidik meninggalkan pekerjaan mereka karena biaya hidup yang meroket dan gaji guru yang tidak memadai.
Pengawas Pendidikan Publik Negara Bagian California Tony Thurmond pada bulan lalu meluncurkan sebuah rencana untuk mengembangkan lahan yang dimiliki oleh distrik-distrik sekolah untuk dijadikan 2,3 juta unit rumah baru.
Rencana tersebut melibatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk para profesional konstruksi, serikat pekerja, dan distrik sekolah, untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam pembangunan perumahan.
Meskipun beberapa distrik sekolah telah memulai proyek serupa, negara bagian tersebut menargetkan agar semua distrik mempertimbangkan kemungkinan ini. Thurmond menekankan bahwa strategi baru ini bertujuan untuk mempertahankan tenaga pendidik.
Steven Ma, seorang pendidik senior di San Francisco Bay Area, pada Rabu (21/8) mengatakan kepada Xinhua bahwa krisis perumahan di California memengaruhi semua orang, tetapi para pendidik di Bay Area menghadapi tantangan yang sangat berat karena biaya hidup di wilayah tersebut yang sangat tinggi.
“Di sejumlah area yang makmur seperti Palo Alto, biaya hidup yang tinggi menciptakan hambatan signifikan bagi distrik sekolah dalam merekrut pendidik yang kompeten. Masalahnya bukan karena kurangnya minat dari para guru, melainkan karena ketidakmampuan untuk mempertahankan standar hidup yang wajar di komunitas yang mahal ini dengan gaji sebagai guru,” katanya.
Pengamatan Ma disetujui oleh Teri Baldwin, selaku presiden di Asosiasi Pendidik Palo Alto (Palo Alto Educators Association). “Para guru kami, terutama yang baru dan berada di skala gaji yang lebih rendah, tidak mampu tinggal di dekat sini,” kata Baldwin kepada stasiun TV KQED dalam laporan terbaru.
Ma mengatakan bahwa dia secara pribadi mengenal banyak guru yang harus berbagi hunian agar bisa tinggal di distrik tempat mereka mengajar.
“Hal itu mungkin tidak masalah bagi seorang guru yang masih muda, tetapi bagi guru yang berusia antara 40 atau 50 tahunan dan sudah berkeluarga serta memiliki anak, hal ini merupakan masalah yang sangat serius dan menantang,” ujar Ma, selaku anggota di Komite Penasihat Pemilihan Pengawas (Regents Selection Advisory Committee) di Universitas California.
Pasar perumahan di California sudah lama memiliki reputasi tentang harga tidak terjangkau, dengan harga rumah dan sewa yang melebihi gaji dari banyak profesional. Meskipun California memiliki rata-rata gaji guru tertinggi di AS yakni sebesar 95.160 dolar AS per tahun, menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association) AS, para guru masih kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal di negara bagian tersebut.
Harga rumah yang lebih tinggi dan tingkat suku bunga hipotek yang meningkat mendorong keterjangkauan perumahan di California ke titik terendah hampir 17 tahun pada kuartal kedua (Q2) tahun ini, menurut laporan California Association of Realtors pada pekan lalu.
Harga median rumah di California sekitar 906.600 dolar AS. Untuk memenuhi syarat membeli rumah yang dirancang untuk dihuni oleh satu keluarga dengan harga median di negara bagian ini, seseorang harus memiliki pendapatan tahunan minimal 236.800 dolar AS, menurut laporan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, distrik sekolah di seluruh California mengalami kekurangan guru secara drastis, yang sebagian disebabkan oleh meningkatnya biaya perumahan, menurut laporan berjudul ‘Perumahan untuk Tenaga Pendidik di California’ (Education Workforce Housing in California) oleh Universitas California, Berkeley, yang diterbitkan pada 2022.
Di sejumlah county dengan biaya hidup tinggi seperti Alameda, hanya 1,2 persen rumah yang ada di pasaran yang terjangkau untuk tingkat rata-rata kalangan guru pada 2022, menurun drastis dari 14,5 persen pada 2012, tunjuk laporan tersebut.
Sebagai akibat dari “biaya perumahan yang meningkat dengan pesat” dan “pendapatan yang stagnan”, berbagai tantangan dalam perekrutan dan pergantian guru meningkat “secara substansial” di California, dengan tingkat pergantian guru rata-rata sebesar 12 persen, menurut laporan tersebut.
Para pakar khawatir bahwa pergantian guru yang tinggi dapat berdampak besar terhadap para murid, yang sudah menghadapi berbagai tantangan di California karena kurangnya konsistensi dalam mengajar dan membangun hubungan dengan murid.
“Upaya negara bagian ini untuk memperbanyak perumahan bagi para guru merupakan langkah yang positif,” ujar Ma. “Kekuatan ekonomi dan daya saing California terkait erat dengan sistem pendidikannya. Demi mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar murid, menyediakan sumber daya yang kompetitif sangatlah penting,” ujar Ma.
“Jika kita gagal mendukung para guru kita, terutama dalam mengatasi tantangan perumahan, maka kita berisiko kehilangan tenaga pendidik yang berharga,” imbuhnya.
*1 dolar AS = 15.579 rupiah
Laporan: Redaksi