Banner

Presiden Afsel sebut krisis listrik terus gerogoti pertumbuhan ekonomi

Orang-orang menggelar aksi unjuk rasa menentang pemadaman listrik di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 25 Januari 2023. (Xinhua/Shiraaz Mohamed)

Krisis listrik di Afrika Selatan terus menggerogoti pertumbuhan ekonomi dan investasi, dengan pemadaman bergilir (load shedding) merusak bisnis, mengganggu rumah tangga, membahayakan penyediaan layanan sosial, serta memengaruhi keselamatan dan kesejahteraan rakyat.

 

Johannesburg, Afrika Selatan (Xinhua) – Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa pada Ahad (29/1) mengatakan bahwa krisis listrik di negara itu terus menggerogoti pertumbuhan ekonomi dan investasi.

“Pemadaman bergilir (load shedding) merusak bisnis, mengganggu rumah tangga, membahayakan penyediaan layanan sosial, serta memengaruhi keselamatan dan kesejahteraan rakyat,” menurut pernyataan Ramaphosa, yang juga menjabat sebagai presiden partai berkuasa Kongres Nasional Afrika (African National Congress/ANC), yang disampaikan dalam lekgotla (pertemuan) Dewan Eksekutif Nasional ANC.

“Menyelesaikan krisis energi dan mengakhiri pemadaman bergilir adalah salah satu tantangan kami yang paling mendesak dan penting,” katanya.

Krisis listrik di Afrika
Seorang pria menyalakan lampu portabel saat pemadaman listrik di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 24 Desember 2022. (Xinhua/Shiraaz Mohamed)

Akibat pemadaman bergilir, perusahaan-perusahaan enggan berinvestasi, produktivitas menurun, pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipertahankan, dan pekerjaan tidak dapat diciptakan pada skala yang diperlukan, kata Ramaphosa.

Banner

Dia menyatakan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian dengan produsen listrik independen untuk 26 proyek energi terbarukan, yang akan menghasilkan listrik sekitar 2.800 megawatt (MW). Mereka juga sedang bernegosiasi untuk mengimpor 1.000 MW dari sejumlah negara tetangga.

Beberapa pembangkit listrik yang akan habis masa operasionalnya akan dialihkan dari batu bara ke energi terbarukan, imbuh sang presiden.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan