Banner

UNICEF: Lebih dari 650.000 anak di Somalia berpotensi mengungsi karena El Nino

Foto dokumentasi menunjukkan warga melintasi jalan yang tergenang banjir di Distrik Beledweyne, Somalia tengah, pada 12 Mei 2023. (Xinhua/Hassan Bashi)

Krisis kelaparan terburuk di dunia terjadi di Somalia setelah mengalami kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir, dengan sekitar 4,3 juta warga di negara bagian Tanduk Afrika ini akan mengalami kelaparan antara Oktober dan Desember serta membutuhkan bantuan mendesak karena El Nino, konflik, dan faktor-faktor lainnya.

 

Mogadishu, Somalia (Xinhua) – El Nino berpotensi menyebabkan 651.000 anak berusia 5 hingga 17 tahun mengungsi, yang 225.000 anak di antaranya bersekolah di distrik-distrik yang terdampak, demikian menurut proyeksi dari Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

Banner

UNICEF mengatakan bahwa dampak banjir terhadap sektor pendidikan akan termasuk di antaranya pengungsian anak-anak dan guru, kerusakan infrastruktur sekolah seperti ruang kelas, fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan, gangguan proses belajar-mengajar, serta terputusnya jaringan jalan.

“Dengan pengungsian dan kerusakan yang diperkirakan, kemungkinan besar penutupan sekolah akan diperpanjang, yang akan berujung pada meningkatnya angka putus sekolah,” ungkap UNICEF dalam laporan terbarunya mengenai El Nino yang dirilis pada Rabu (4/10) malam waktu setempat di Mogadishu, ibu kota Somalia.

Dikatakan oleh UNICEF bahwa situasi El Nino saat ini, ditambah dengan potensi fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) positif, kemungkinan akan menghasilkan curah hujan di atas rata-rata selama musim hujan kedua mendatang, yang jatuh pada periode Oktober-Desember. “Proyeksi ini memiliki tingkat kepastian lebih dari 90 persen, sehingga perlu dilakukan mitigasi, persiapan, dan tindakan awal. El Nino dan IOD positif kemungkinan besar akan menyebabkan aliran deras dan banjir bandang, yang mengakibatkan hilangnya nyawa, kerusakan harta benda, pengungsian penduduk, serta kerusakan infrastruktur dan tanaman di ladang,” seperti tertulis dalam laporan itu.

Banner
Krisis kelaparan terburuk
Foto dokumentasi menunjukkan warga mendorong gerobak melewati banjir di Distrik Beledweyne, Somalia tengah, pada 12 Mei 2023. (Xinhua/Hassan Bashi)

UNICEF juga mengungkapkan bahwa kerusakan infrastruktur serta fasilitas air dan sanitasi di sekolah-sekolah diperkirakan akan memperburuk penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air, termasuk kolera, yang umum terjadi di beberapa distrik yang terdampak banjir.

Berita terbaru ini muncul ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan permukaan air sungai yang meningkat secara signifikan di beberapa wilayah di Negara Bagian Hirshabelle di Somalia tengah sebelum El Nino mendarat. PBB mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, terutama di sepanjang Sungai Shabelle, agar tetap waspada dan pindah ke daerah yang aman jika terjadi banjir. Badan dunia tersebut memperingatkan bahwa hingga 1,2 juta warga berpotensi terdampak, dan 1,5 juta hektare lahan berisiko tinggi terendam banjir.

Somalia sedang dilanda salah satu krisis kelaparan terburuk di dunia setelah mengalami kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir. PBB memperingatkan bahwa kerawanan pangan masih jauh dari tuntas dan bertambah parah setiap harinya.

Banner

Menurut PBB, sekitar 4,3 juta warga di Somalia akan mengalami kelaparan antara Oktober dan Desember serta membutuhkan bantuan mendesak karena El Nino, konflik, dan faktor-faktor lainnya. UNICEF memperingatkan bahwa dampak banjir diperkirakan akan berlangsung selama beberapa dekade jika tidak ada intervensi yang tepat.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan