Kesabaran diperlukan dalam menuntut ilmu, termasuk kesabaran dalam belajar atau khususnya di kehidupan dalam pesantren tempat santri digembleng untuk menjadi orang yang dewasa dan mandiri.
Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Ilmu yang paling besar adalah kesabaran, sebagaimana diajarkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dalam kisah Nabi Musa Alaihi Wa Sallam dengan Nabi Khidir, kata Ustadz Muhammad Yassir Lc. M.H.
“Nabi Khidir memberi sebuah pesan yang mana bila pesan ini tidak bisa dipraktekan oleh Nabi Musa maka nabi Musa tidak bisa menuntut ilmu,” kata ustadz Yassir dalam kajian rutin Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Bogor dihadapan para santri Masjid Daarul Qur’an Al-Kausar, Cibinong, Ahad (8/10).
Namun, Nabi musa tidak bisa bersabar karena tidak bisa menaati perintah gurunya (Nabi Khidir) atau tidak bertanya dulu karena ada waktunya untuk bertanya yang akan diberitahukan, kata ustadz yang merupakan lulusan S2, Program Studi Hukum Keluarga, UIN KHAS, Jember, Jawa Timur.
Dalam kaitannya dengan kisah Nabi Musa tersebut, ustadz menjelaskan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam mengatakan, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahmati Nabi Musa.
Seandainya Nabi Musa masih tetap sabar akan ada lebih banyak lagi tentang kisah yang lebih aneh-aneh lagi, yang ajaib-ajaib lagi, tapi karena beliau tidak sabar cuma tiga cerita keajaiban saja, ungkap ustadz, mengutip apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Ini menunjukan bahwa menuntut ilmu itu perlu kesabaran, termasuk, kesabaran dalam belajar atau khususnya di kehidupan dalam pesantren tempat santri digembleng untuk menjadi orang yang dewasa dan mandiri, ustadz menambahkan.
“Semoga Allah Subhanallah Wa Ta’ala memberikan kesabaran kepada kita semua dan khususnya para penuntut ilmu dalam menuntut ilmu,” kata Ustadz Yassir dalam kajiannya yang diselengarakan oleh KPMI.
KPMI yang didirikan pada 2010 di Bogor, Jawa Barat, merupakan komunitas pengusaha Muslim yang ada di Indonesia dan menjadi salah satu organisasi yang banyak diperbincangkan karena kiprahnya dalam bidang ekonomi.
Para pengusaha Muslim yang tergabung dalam komunitas ini menunjukkan kemampuannya dalam mewujudkan ekonomi yang lebih baik untuk bangsa Indonesia.
Kehadiran komunitas yang diawali dari internet ini menjadi wadah antar sesama pengusaha untuk saling memperluas ilmu yang dimiliki dan membagikannya pada masyarakat luas.
Laporan: Redaksi