Banner

Media: Para pemimpin AS buta terhadap kematian akibat kekerasan senjata

Para siswa yang mengenakan rompi antipeluru menggelar aksi unjuk rasa di dekat Capitol Reflecting Pool di Washington DC, Amerika Serikat, pada 6 Juni 2022. (Xinhua/Aaron Schwartz)

Kekerasan dengan senjata api telah menjadi isu paling berbahaya saat ini, yang mengancam kemampuan Amerika Serikat untuk beroperasi sebagai masyarakat normal.

 

New York City, AS (Xinhua) – Terkait isu paling berbahaya saat ini, yang mengancam kemampuan Amerika Serikat (AS) untuk beroperasi sebagai masyarakat normal, yakni kekerasan dengan senjata api, pemerintah AS tampaknya sudah menyerah sepenuhnya, demikian dilaporkan portal berita lokal AS Cleveland.com pada Ahad (12/2).

Angka kematian harian akibat kekerasan yang melibatkan senjata api telah mengubah AS menjadi arena pembunuhan, sebuah negara yang jauh lebih berbahaya dibanding banyak tempat yang lebih beradab di planet ini,” sebut laporan itu.

Namun, “para pejabat terpilih yang hidup dalam ketakutan ekstrem terhadap lobi senjata dan para pengikutnya secara sadar membuat keputusan untuk menoleransi pembantaian anak-anak dan penembakan massal yang hampir setiap hari hadir dalam kehidupan sehari-hari kita,” menurut laporan tersebut.

Para anggota kelas politik mungkin menunjukkan reaksi marah terhadap tudingan itu, tetapi fakta tidak berpihak pada mereka. Amendemen Kedua Konstitusi AS mengizinkan hak untuk membawa senjata, tetapi tidak menyertakan larangan terhadap undang-undang senjata api common-sense, papar laporan tersebut.

“Kegagalan ribuan pejabat terpilih, yang sebagian besar merupakan anggota Kongres, legislator dan gubernur negara bagian, untuk melarang akses ke senapan serbu yang digunakan sebagai senjata pemusnah massal warga Amerika merupakan pengkhianatan yang tidak dapat diampuni terhadap sumpah jabatan mereka,” tambah laporan itu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan